Di tengah keputusasaan itu, warga di Marrakesh dikejutkan dengan kunjungan
Raja Maroko pada Selasa malam (12/9). Kunjungan tersebut terjadi saat jumlah korban tewas mencapai 2.900 dan lebih dari 2.000 luka-luka.
Raja Mohammed VI mengunjungi Marrakesh, kota besar yang paling dekat dengan pusat gempa. Ia mendatangi rumah sakit yang menampung para korban dan memeriksa kondisi mereka yang terluka. Ia juga menanyakan bagaimana layanan pemulihan dan perawatan yang diberikan.
Sebuah video menunjukkan Raja berada di samping tempat tidur beberapa pasien. Kemudian ia mencium kening anak laki-laki dan mendoakan kesembuhannya.
Video lainnya menunjukkan Raja, masih di rumah sakit yang sama, melepas mantelnya dan duduk di kursi pendonor. Ia menggulung lengan kemejanya, siap mendonorkan darah.
Donor darah telah menjadi bentuk solidaritas nasional, dimana warga Maroko mengantre di Marrakesh dan kota-kota lain untuk mendonorkan darah bagi mereka yang terluka.
Kunjungan Raja mungkin sedikit menghibur para korban di kota besar itu, tetapi tidak ada indikasi akan adanya kunjungan kerajaan ke wilayah miskin Al Haouz yang paling parah terkena dampak bencana tersebut.
Seorang pejabat menepis anggapan bahwa masyarakat di wilayah itu merasa diabaikan dengan mengatakan bahwa telah ada kunjungan ke Al Haouz yang diwakilkan oleh menteri dalam negeri, tentara dan pemerintah daerah. Televisi publik Maroko menayangkan rekaman pertemuan tersebut yang terjadi pada Minggu, di pusat administrasi wilayah Al Haouz.
Pegunungan Douzrou, wilayah yang juga terkena dampak parah, memiliki angka korban yang juga tinggi. Sekitar 100 orang tewas dan ratusan lainnya luka-luka.
Pegunungan Douzrou terletak sekitar 80 kilometer barat daya Marrakesh, di mana para penyintas kini tinggal di tempat penampungan sementara, jauh dari rumah mereka yang hancur atau rusak parah. Mereka mengatakan sangat membutuhkan air bersih, makanan, dan obat-obatan
“Kami ingin direlokasi secepatnya. Kami kehilangan segalanya, bahkan ternak kami, tapi tidak ada yang datang menemui kami,” kata seorang warga, Hossine Benhammou, yang berusia 61 tahun. Ia kehilangan sembilan anggota keluarganya akibat gempa bumi.
BERITA TERKAIT: