Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Ukraina Kritik Deklarasi KTT G20 India, Dinilai Tidak Tegas

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/alifia-dwi-ramandhita-1'>ALIFIA DWI RAMANDHITA</a>
LAPORAN: ALIFIA DWI RAMANDHITA
  • Minggu, 10 September 2023, 14:54 WIB
Ukraina Kritik Deklarasi KTT G20 India, Dinilai Tidak Tegas
KTT G20 di New Delhi, India pada Sabtu, 9 September 2023/Net
rmol news logo Kementerian Luar Negeri Ukraina mengeluarkan kritikan terhadap Deklarasi Pemimpin G20 yang diadopsi dalam KTT G20 di India, dengan mengatakan bahwa deklarasi tersebut tidak dapat dibanggakan.

Dalam pernyataan resmi yang dikeluarkan Ukraina pada Sabtu (9/9), negara itu menyebut deklarasi G20 tidak cukup eksplisit menyebut agresi Rusia terhadap Ukraina.

Seperti dimuat Oulook India, Minggu (10/9), dalam deklarasi tersebut, para pemimpin G20 menegaskan prinsip untuk mencegah perang dan menekankan pentingnya prinsip-prinsip hukum internasional, termasuk integritas dan kedaulatan teritorial.

Mereka juga mengusulkan inisiatif untuk mencapai perdamaian yang komprehensif, adil, dan tahan lama di Ukraina.

Namun, Kementerian Luar Negeri Ukraina mengungkapkan kekecewaannya karena deklarasi tersebut tidak secara eksplisit menyebutkan Rusia dalam konteks konflik Ukraina yang telah memasuki tahun kedua ini.

“Ukraina berterima kasih kepada para mitra yang mencoba memasukkan kata-kata yang tegas dalam teks tersebut, namun, dalam hal agresi Rusia terhadap Ukraina, G20 tidak bisa dibanggakan,” ujar jurubicara Kementerian Luar Negeri Ukraina, Oleg Nikolenko, dalam unggahannya di platform X.

Sebagai tanggapan atas kekurangan ini, Kementerian Luar Negeri Ukraina mengunggah tangkapan layar dari deklarasi bersama, dengan beberapa bagian teks yang dicoret dan diganti dengan kata-kata yang mencerminkan posisi Ukraina sebagai korban agresi Rusia yang tidak beralasan.

Deklarasi G20 pada KTT G20 tahun ini menunjukkan perubahan dalam bahasa yang digunakan, dibandingkan dengan deklarasi yang diadopsi dalam KTT G20 tahun sebelumnya di Indonesia.

Menurut pihak Ukraina, bahasa dalam deklarasi tahun ini mengacu pada konflik tersebut sebagai "perang di Ukraina", sementara deklarasi Bali tahun lalu menyebut "agresi Federasi Rusia terhadap Ukraina". Hal ini telah menimbulkan pertanyaan mengenai perubahan bahasa tersebut.

Menanggapi kritikan itu, Menteri Luar Negeri India S Jaishankar, mengklarifikasi bahwa perubahan bahasa dalam deklarasi ini adalah respons terhadap perkembangan situasi yang telah terjadi sejak KTT G20 di Bali tahun lalu.

"Banyak hal yang terjadi setelah Deklarasi Bali," katanya.

Namun, pihak Ukraina tetap berpendapat bahwa seharusnya negaranya dihadirkan dalam pertemuan G20 itu, untuk memberikan pemahaman yang lebih baik kepada para peserta tentang situasi yang sebenarnya terjadi di Kyiv. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA