Perdana Menteri Solomon, Manasseh Sogavare, mengutarakan penentangannya terhadap pembuangan tersebut selama menghadiri KTT Pemimpin Melanesian Spearhead Group (MSG) di Port Vila, Vanuatu, pada Kamis (24/8).
Sogavare mengecam tindakan Jepang karena dinilai dapat membahayakan kehidupan laut serta manusia.
"Kepulauan Solomon dengan tegas menentang keputusan Jepang untuk melepaskan air yang diolah dengan nuklir ke laut kita yang berdampak pada masyarakat, laut, ekonomi dan mata pencaharian kita," kata Sogavare, seperti dimuat
Xinhua. KTT MSG yang diikuti oleh Vanuatu, Papua Nugini, Fiji, Kaledonia Baru dan Kepulauan Solomon, membicarakan berbagai hal penting tentang kawasan, terutama rencana Jepang untuk membuat limbah nuklir ke Samudera Pasifik.
Selain Solomon, Menteri Luar Negeri Vanuatu Matai Seremaiah juga mengutarakan kecaman yang sama. Menurutnya, pemerintah Jepang harus memikirkan kembali keputusannya.
"Mereka harus benar-benar mempertimbangkan rencana pembuangan limbah yang terkontaminasi tersebut sebelum benar-benar di buang ke laut," tegasnya.
Pada Kamis pagi (24/8), video langsung yang disediakan oleh Tokyo Electric Power Company (TEPCO), memperlihatkan pembuangan limbah radioaktif gelombang pertama dari pembangkit listrik tenaga nuklir Fukushima Daiichi.
BERITA TERKAIT: