Pengakuan tersebut diungkap oleh jaksa Mario Andres Burgos pada Kamis (3/8).
"Petro memberikan informasi relevan yang tidak diketahui oleh Kantor Kejaksaan sampai sekarang," kata Burgos, seperti dikutip
Anadolu Agency.
Burgos mengatakan, Petro telah menerima uang yang melebihi batas minimum yang diizinkan oleh UU selama kampanye Pilpres. Di samping itu, uang tersebut merupakan sumbangan tiga orang yang terkait dengan perdagangan narkoba dan barang selundupan.
"Sebagian dari uang itu digunakan oleh Nicolas Petro dan rekannya untuk keuntungan pribadi mereka dan sebagian lagi diinvestasikan dalam kampanye kepresidenan," ungkap Burgos.
Kejaksaan Agung merilis obrolan, rekaman, dan dokumen yang ditandatangani Petro yang menunjukkan pembayaran tunai untuk kampanye dan pembelian apartemen mewah dengan uang itu.
Dewan Pemilihan Nasional telah membuka penyelidikan atas kampanye tersebut setelah beberapa pengeluaran tidak dilaporkan.
Nicolas Petro ditangkap pada akhir pekan lalu karena dugaan pencucian uang dan pendanaan gelap. Mantan istrinya, Daysuris Vasquez, juga ditangkap karena pencucian uang dan pelanggaran data pribadi.
Pada Kamis malam, Presiden Petro membuat pernyataan terkait kekacauan politik dan hukum yang melibatkan kampanyenya.
Dia mengatakan dia tidak memberikan perintah kepada anggota keluarganya untuk melakukan kejahatan atau mengesahkan prosedur terlarang demi berkuasa.
"Yakinlah bahwa pemerintahan ini berakhir sesuai dengan mandat rakyat, tidak ada orang lain, dan bagus bahwa ini jelas di Kolombia. ," kata Petro dalam pidatonya.
“Kami tidak akan pergi sampai tahun 2026," imbuhnya.
BERITA TERKAIT: