Bulan lalu, Partai Rakyat Kamboja (CPP) yang dipimpin Hun Sen menang telak dalam pemilu yang dikutuk oleh Amerika Serikat, PBB, dan Uni Eropa karena dinilai tidak bebas atau adil.
Kecaman muncul setelah otoritas pemilihan mendiskualifikasi satu-satunya partai oposisi kuat, dan menyisakan partai-partai kecil yang lemah.
Alhasil CPP memenangkan 82 persen suara, dan mengklaim semua kecuali lima kursi di majelis rendah yang beranggotakan 125 orang.
"Saya dapat menyatakan bahwa demokrasi di Kamboja telah menang," kata Hun Sen dalam pidato pertamanya, seperti dimuat
Channel News Asia.
Pria 70 tahun itu menegaskan bahwa para pengkritik tidak mewakili seluruh komunitas internasional.
Dia juga membela penyerahan kekuasaan kepada Hun Manet. Ia mengatakan langkah tersebut dilakukan untuk memastikan perdamaian di Kamboja jika dia meninggal saat menjabat.
"Itu bisa menyebabkan pertumpahan darah untuk merebut kekuasaan," ucap Hun Sen.
Hun Sen mengatakan, dia akan meminta raja untuk menunjuk Hun Manet sebagai perdana menteri pada pekan depan sehingga dia dapat membentuk pemerintahan baru pada 22 Agustus.
BERITA TERKAIT: