Menurut laporan RAND, prioritas pertahanan Taiwan tidak sejalan dengan ancaman yang mereka hadapi.
"Taipei kurang berinvestasi pada bidang pertahanan. Sebagian besar dana justru dihabiskan untuk membeli sistem pertahanan yang ketinggalan jalan," ungkap laporan tersebut, seperti dikutip dari
The Defense Post pada Rabu (2/8).
Taiwan diperkirakan masih ragu bahwa China akan benar-benar menyerang mereka. Seperti Ukraina yang yang tidak pernah menyangka, apalagi bersiap dengan serangan Rusia tahun lalu.
"Jika invasi China benar-benar terjadi, maka Taiwan akan menghadapi risiko eksistensial yang tinggi," tegas RAND.
Di samping itu, ada kemungkinan juga para pemimpin Taiwan merasa puas dengan perlawanan mereka terhadap serangan ilegal China di perbatasan.
"Padahal, jika invasi besar-besaran terjadi, kemampuan Taiwan dalam membendung serangan akan semakin berkurang," tambahnya.
Oleh sebab itu, RAND mendesak agar Taiwan meningkatkan prospek pertahanannya. Lembaga itu percaya bahwa negara yang memiliki kedaulatan harus berbuat banyak untuk mempertahankannya.
Taiwan didorong untuk mengerahkan senjata dan platform yang cukup mematikan. Keberadaan senjata semacam itu disebut RAND akan melemahkan invasi di hari pertama serangan.
BERITA TERKAIT: