Sebagai negara mayoritas Kristen Ortodoks, Ukraina awalnya mengikuti aturan Gereja Ortodoks Rusia yang merayakan Natal pada 7 Januari.
Namun, karena konflik militer yang tidak kunjung selesai, Ukraina akhirnya memutuskan untuk mengubah tanggal Natal tersebut dan mengesahkannya dalam sebuah undang-undang.
Mengutip
Arab News pada Sabtu (29/7), Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky telah menandatangani RUU perubahan waktu Natal pada Jumat (28/7).
Dalam situs web Parlemen, dijelaskan alasan pengubahan tanggal Natal karena Ukraina tidak ingin lagi terikat dengan tradisi Rusia.
"Tujuan undang-undang itu adalah untuk meninggalkan warisan Rusia yang memaksakan perayaan Natal pada 7 Januari," kata catatan itu.
Perubahan itu menyoroti keretakan yang semakin dalam antara gereja-gereja di Kyiv dan Moskow sejak invasi Rusia ke tetangganya yang pro-Barat.
Hubungan antar gereja semakin memburuk setelah Ortodoks Ukraina memutuskan hubungan dengan Moskow pada 2019 karena aneksasi Krimea oleh Rusia dan dukungan Moskow untuk separatis di timur negara mereka.
Cabang Gereja Ortodoks Ukraina yang didukung Rusia juga mengatakan telah memutuskan hubungan dengan Moskow sejak Mei tahun lalu.
BERITA TERKAIT: