Spesialis cuaca dan iklim ekstrem dari Organisasi Meteorologi Dunia (WMO) PBB, John Nairn, mengungkapkan intensitas gelombang panas akan terus berkembang sejalan dengan pemanasan global akibat perubahan iklim.
"Kita melihat pertumbuhan berkelanjutan dalam frekuensi, durasi dan intensitas gelombang panas. Peristiwa ini akan terus tumbuh," jelasnya, seperti dimuat
African News pada Rabu (19/7).
Oleh sebab itu, Nairn mendorong agar seluruh negara mempersiapkan segala yang diperlukan untuk menghadapi ancaman tersebut.
"Dunia perlu bersiap untuk gelombang panas yang lebih intens," tegas Nairn.
Dalam sebuah laporan, para ahli PBB mencatat adanya pertumbuhan gelombang panas serentak di sekitar belahan bumi utara yang terus meningkat enam kali lipat sejak tahun 1980-an.
Dalam beberapa bulan terakhir, gelombang panas telah berdampak di berbagai negara seperti Asia, Amerika Utara dan Tengah, Afrika, Timur Tengah, dan sekarang Eropa.
Menurut para ahli, gelombang panas terjadi akibat perubahan iklim yang memburuk akhir-akhir ini.
Gas seperti karbon dioksida, metana, dan dinitrogen oksida memainkan peran penting dalam mencegah sebagian sinar matahari dipantulkan kembali ke angkasa.
Sehingga mereka setuju bahwa cara terbaik menghentikan perubahan iklim adalah dengan menghilangkan bahan bakar fosil dan menggantinya dengan energi alternatif yang lebih bersih dan berkelanjutan.
BERITA TERKAIT: