Mengutip
The Defense Post pada Selasa (18/7), kesalahan itu terjadi karena kekeliruan pengetikan sederhana.
"Alih-alih mengetik domain ".mil" militer AS, email itu dilaporkan dikirim ke akun dengan akhiran ".ml", mengarahkannya ke orang-orang yang tinggal di Mali," bunyi laporan tersebut.
Pesan salah kirim itu berisi beberapa informasi pribadi seperti kata sandi dan catatan medis personel militer.
Salah satu email yang salah alamat bahkan mengungkap nomor kamar hotel dan rencana perjalanan Kepala Staf Angkatan Darat AS, Jenderal James McConville ke Indonesia awal tahun ini.
Departemen Pertahanan AS mengaku telah bertindak untuk mengatasi masalah tersebut, termasuk memblokir semua akun email ".ml" sebagai tindakan pencegahan.
Menurut laporan
Financial Times, insiden salah kirim itu ternyata telah terjadi sejak 10 tahun yang lalu dan diungkap pertama kali oleh pengusaha internet Belanda bernama Johannes Zuurbier.
Pada 2013, Zuurbier pernah mengelola domain internet Mali dan kemudian dia menemukan ada puluhan email salah kirim dari AS.
Karena terus terjadi, Zuurbier memperingatkan pejabat pertahanan AS untuk waspada.
Mali adalah sekutu dekat Rusia. Tentara Wagner telah bertahun-tahun ditempatkan untuk melatih para tentara di negara Afrika Barat tersebut.
Mantan penasihat senior Divisi Hukum Intelijen Departemen Keamanan Dalam Negeri, Steven Stransky menilai kesalahan dalam pengiriman info militer mampu mengancam keamanan nasional AS.
Menurut Stransky, meskipun info yang dikirimkan tersebut tampaknya tidak berbahaya, tetapi dapat terbukti berguna bagi musuh.
BERITA TERKAIT: