Macron bersikeras menolak rencana tersebut karena menurutnya fokus NATO harusnya bukan di kawasan Asia Pasifik, melainkan Euro Atlantik.
"Apa pun yang orang katakan, geografi itu patokannya,” tegasnya setelah mengikuti pertemuan puncak NATO di Vilnius, seperti dikutip dari
AFP, Kamis (13/7).
Menurutnya, kehadiran NATO di Asia Pasifik hanya akan merusak citranya yang dibangun sejak lama.
"Indo-Pasifik bukanlah Atlantik Utara, jadi kita tidak boleh memberi kesan bahwa NATO entah bagaimana membangun legitimasi dan kehadiran yang mapan secara geografis di wilayah lain," jelas Macron.
Penolakan Macron tentu saja menyulut emosi dari para perwakilan negara-negara sekutu NATO.
Setelah bertemu dengan Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida, Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg bersikeras melanjutkan proses pembuatan kantor cabang tersebut.
Stoltenberg menekankan bahwa keamanan bukan hanya regional, melainkan global. Sehingga seluruh negara harus bekerja sama menghadapi tantangan global dan kebangkitan China.
"Aliansi NATO akan memperdalam kerja sama dengan Tokyo di berbagai bidang seperti keamanan siber dan maritim," tegasnya.
AS telah lama mendorong sekutu Eropanya di NATO untuk mengambil tindakan lebih keras terhadap China, yang dianggap Washington sebagai saingan global utama. Oleh sebab itu, NATO berencana membuka kantor penghubung di Tokyo untuk membantu meningkatkan kerja sama dengan Jepang.
BERITA TERKAIT: