Dalam sebuah pernyataan yang dikutip
The Defense Post pada Minggu (8/7), penasihat khusus presiden mengatakan seluruh pasukan Wagner yang bertugas di negaranya tidak pernah pergi kemana-mana hingga hari ini.
"Mereka semua ada di sini," tegasnya.
Dia menekankan bahwa apa yang dilaporkan media asing tentang kepergian Wagner adalah infomasi yang salah.
“Apa yang dikatakan media hanyalah tuduhan yang tidak jujur,” ujar Touadera.
Penyataan dari Afrika Tengah dikeluarkan setelah sumber keamanan Prancis mengatakan bahwa pos-pos Wagner telah ditinggalkan dan pesawat pembawa pasukan Ilyushin-76 Rusia telah lepas landas dari ibu kota Bangui.
Sumber itu menyebutkan alasan kepergian Wagner dari wilayah Afrika, di antaranya ketidakpastian dalam pembayaran gaji mereka dalam beberapa bulan mendatang, setelah Bos mereka, Yevgeny Prighozin melakukan pemberontakan yang gagal di Rusia Selatan bulan lalu.
Para agen Wagner ini dilaporkan telah ditawari pilihan untuk kembali ke kehidupan sipil, mendaftar di tentara atau perusahaan swasta Rusia lainnya.
Sementara itu, Wagner telah dikerahkan Rusia ke Afrika Tengah sejak 2018, setelah negara itu dilanda perang saudara pada 2013.
Perang meletus setelah Presiden Francois Bozize digulingkan oleh koalisi pemberontak yang disebut Seleka, yang sebagian besar diambil dari minoritas Muslim.
Kudeta tersebut memicu pertumpahan darah sektarian antara Seleka dan pasukan saingan yang dikenal sebagai anti-Balaka.
BERITA TERKAIT: