Kepergian pertama dilakukan oleh tiga pejabat dari perusahaan nuklir milik negara Rusia, Rosatom yang mengelola personel mereka di pabrik Zaporizhzhia.
"Mereka secara bertahap meninggalkan tempat itu," ungkap laporan tersebut, seperti dimuat Kyiv Independent.
Laporan intelijen Ukraina juga menyebutkan bahwa karyawan dari bangsa mereka yang bekerja dengan Rosatom, telah disarankan untuk mengungsi sebelum 5 Juli mendatang.
"Itu dilakukan agar Rusia bisa menyalahkan Ukraina jika terjadi keadaan darurat di Pabrik nuklir," tambah laporan itu.
Hingga hari ini, Kepala Departemen Hukum Pabrik, Inspektur Kepala, dan Wakilnya yang bertanggung jawab atas pasokan pabrik diketahui telah dievakuasi ke Krimea yang diduduki Rusia.
Jumlah patroli militer Rusia juga berkurang di kota Enerhodar, yang menampung Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Zaporizhzhia.
Akhir pekan lalu, Kepala Intelijen Militer Ukraina Kyrylo Budanov menyebut bahwa Rusia telah bersiap menyerang pembangkit nuklir dengan menempatkan peralatan yang berisi bahan peledak di dekat empat dari enam unit tenaga.
Sementara itu, menurut Institute for the Study of War, kepergian bertahap Rusia mengisyaratkan kesiapannya untuk menyabotase nuklir Zaporizhzhia.
Ancaman itu bisa digunakan Rusia untuk mencegah serangan balasan Ukraina di wilayah tersebut.
BERITA TERKAIT: