Perwakilan
UNHCR untuk Italia Chiara Cardoletti mengatakan pada Jumat (23/6), kecelakaan kapal terjadi pada Kamis dan setidaknya satu bayi yang baru lahir termasuk di antara mereka yang hilang. Upaya pencarian dan penyelamatan telah dikerahkan.
Flavio Di Giacomo, juru bicara badan migrasi PBB IOM, mengatakan bahwa kapal berangkat dari Sfax di Tunisia dan membawa 46 migran dari Kamerun, Burkina Faso dan Pantai Gading.
"Kapal terbalik di angin kencang dan gelombang tinggi," kata Flavio.
"Beberapa orang yang selamat dibawa ke Lampedusa dan yang lainnya dibawa kembali ke Tunisia," lanjutnya.
"Di antara mereka yang hilang adalah tujuh perempuan dan seorang anak di bawah umur. Yang selamat semuanya laki-laki dewasa", tambah Flavio.
Kami, kata dia, mendapati lebih banyak pendatang dari Afrika sub-Sahara daripada orang Tunisia melalui rute Tunisia sejak November.
Dia menjelaskan hal ini disebabkan orang-orang dari Afrika sub-Sahara melarikan diri dari diskriminasi di Tunisia.
Pulau Lampedusa di Italia selatan adalah salah satu titik masuk utama bagi para migran yang melintasi Mediterania. Tahun lalu, lebih dari 46.000 orang tiba di sana, dari total 105.000 di Italia, menurut UNHCR.
Data Badan perbatasan Eropa Frontex pada pertengahan Juni menunjukkan bangkai kapal migran telah meningkat dalam beberapa bulan terakhir, sementara jumlah migran yang memasuki UE melalui Mediterania tengah lebih dari dua kali lipat pada 2023 dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
Kejadian serupa terjadi pekan lalu, saat sebuah kapal pukat penuh sesak dari Libya tenggelam di lepas pantai Yunani. Korban tewas mencapai 82 orang, dengan 104 orang yang selamat ditarik dari air, tetapi catatan saksi menunjukkan ratusan lainnya tenggelam bersama kapal, dengan jenazah mereka masih hilang di laut.
BERITA TERKAIT: