Ricardo yang memiliki minat khusus dalam perkembangan Asia, tengah tertarik dengan sejarah Indonesia, dengan melakukan kunjungannya ke KBRI Madrid.
Dalam pertemuan tersebut, Dubes Najib menuturkan bahwa prof Ricardo membahas peluang besar yang dimiliki Indonesia untuk dapat menjadi negara yang penting dan baik di Asia Tenggara, Asia secara keseluruhan, maupun secara global di masa depan.
Kunjungan Profesor Ricardo ke KBRI Madrid itu bertujuan untuk mencari dukungan dan mitra kerja, baik dari dosen-dosen di Indonesia, dari universitas negeri maupun swasta, untuk sama-sama melakukan kolaborasinya dengan Universitas San Pablo.
"Profesor Ricardo ingin melakukan penelitian lebih lanjut dalam sejarah Indonesia dan mengidentifikasi cara untuk memperkuat potensi sejarah, budaya, geografis, dan sumber daya alam sehingga Indonesia dapat menjadi negara yang sangat penting di masa depan," tutur Najib.
Untuk itu, sebagai bentuk dukungannya kepada calon Indonesianis, Dubes Najib menyatakan kesediaannya untuk mencarikan mitra yang cocok dalam kolaborasi dengan profesor tersebut, seraya menyerukan kepada semua pihak untuk turut mendukung serta memanfaatkan minat akademisi itu terhadap Indonesia.
"Sebagai gantinya, prof Ricardo berencana untuk mengumpulkan dosen, pengamat, dan peneliti yang tertarik dengan Indonesia untuk menjadi bagian dari kelompok Indonesianis tersebut," tambah Najib.
Dalam gilirannya, Profesor Ricardo mengucapkan terima kasih kepada Duta Besar Najib dan menyatakan bahwa ia sangat menantikan kolaborasi itu dan dapat segera melakukan penelitiannya ke Indonesia.
"Saya berterima kasih atas penerimaan yang hangat. Saya rasa Indonesia memiliki kontribusi besar tidak hanya peradaban Islam tapi juga penduduk terbesar di dunia, yang juga berkontribusi dalam sejarah dunia modern," ujarnya.
Menurutnya, kerja sama di bidang akademik dan budaya dapat memperkaya dunia akademis seperti publikasi, jurnal, dan ulasan akademik.
"Saya sangat berharap dapat membantu memajukan studi Indonesia di Spanyol dan memperkuat kerja sama dengan lembaga akademik dan universitas Indonesia," tambahnya.
Sebagai bentuk apresiasi, dalam kesempatan itu Dubes Najib memberikan novel pertamanya sebagai hadiah, dan mereka turut membahas tentang novel kedua diplomat itu yang merupakan kelanjutan dari cerita sebelumnya dengan judul "Rempah-Rempah sebagai Jembatan antara Timur dan Barat".
BERITA TERKAIT: