Dipimpin oleh partai-partai oposisi, para pengunjuk rasa menuduh Partai Progresif Serbia (SNS) pimpinan Presiden Aleksandar Vucic telah gagal mengendalikan media yang cenderung mempromosikan kekerasan di kalangan masyarakat.
Untuk itu, mereka menuntut agar Vucic bersama Menteri Dalam Negeri Bratislav Gasic, dan Kepala Badan keamanan Serbia segera mengundurkan diri dari jabatan mereka.
Seorang profesor dari Universitas setempat bernama Vera mengaku mengikuti protes tersebut untuk melawan kekerasan dan menentang pemerintah yang tidak mampu menangani masalah negara.
"Saya datang ke sini untuk memprotes maraknya kekerasan dan ketidak becusan pemerintah dalam mencegah insiden penembakan massal," ungkapnya, seperti dimuat
The Star. Protes besar-besaran terbaru digelar menyusul insiden penembakan massal beruntun yang terjadi awal bulan ini.
Pada 3 Mei seorang remaja laki-laki membunuh sembilan murid dan seorang penjaga keamanan dalam penembakan massal sekolah pertama di Serbia.
Sehari kemudian seorang pria berusia 21 tahun membunuh delapan orang di luar Beograd.
Maraknya kasus kekerasan itu dinilai dipicu oleh konten-konten pemberitaan dan tayangan televisi Serbia yang menampilkan kasus-kasus kekerasan secara gamblang.
Acara TV Serbia baru-baru ini menampilkan penjahat yang dihukum termasuk pembunuh dan menunjukkan adegan di mana pria memukuli wanita.
BERITA TERKAIT: