Penobatan Raja Charles akan menjadi acara seremonial terbesar yang diadakan di ibukota Inggris selama 70 tahun terakhir. Sekitar 100 kepala negara diperkirakan hadir dengan lebih dari 2.200 tamu undangan. Sementara kerumunan besar orang akan menonton.
Namun, aksi demonstrasi juga direncanakan oleh para anti-monarki di Trafalgar Square dan di sepanjang rute prosesi.
Untuk mengamankan acara, pasukan keamanan, baik dari polisi maupun militer, dikerahkan. Mereka menghabiskan waktu berbulan-bulan untuk mempersiapkan diri.
Menteri Keamanan Tom Tugendhat mengatakan acara tersebut adalah salah satu operasi keamanan terpenting yang pernah dilakukan negara tersebut.
“Polisi, secara halus, semuanya, dan intelijen kami serta pasukan keamanan lainnya sangat menyadari tantangan yang kami hadapi,” ujarnya kepada
Times Radio, seperti dimuat
Reuters, Kamis (4/5).
Kesiapan untuk acara tersebut telah ditunjukkan oleh tanggapan cepat terhadap insiden pada Selasa malam (2/5), ketika seorang pria ditahan setelah melemparkan apa yang diyakini sebagai selongsong peluru di luar Istana Buckingham.
“Kami sama sekali tidak berpuas diri,” kata Tugendhat.
Charles, bersama dengan istrinya, Camilla, akan dimahkotai di Westminster Abbey pada Sabtu. Sejauh ini, Wakil Asisten Komisaris Ade Adelekan dari Polisi Metropolitan London mengatakan tidak ada ancaman intelijen khusus terhadap acara tersebut.
Masalah terbesar kemungkinan adalah pengunjuk rasa yang berusaha menggunakan kesempatan itu. Seperti halnya aksi yang dilakukan aktivis iklim selama perayaan Platinum Jubilee mendiang Ratu Elizabeth pada Juni tahun lalu.
BERITA TERKAIT: