Kementerian Luar Negeri Estonia dalam pengumumannya pada Jumat (24/3) memberi waktu kepada Savinov untuk meninggalkan negara itu dalam waktu lima hari.
"Aktivitas orang tersebut telah melanggar Konvensi Wina tentang Hubungan Diplomatik dan mereka harus meninggalkan Estonia pada 29 Maret," kata kementerian, seperti dikutip dari
ERR, Sabtu (25/3).
"Diplomat yang dimaksud telah terlibat secara langsung dan aktif merongrong keamanan Estonia dan tatanan konstitusional, menyebarkan propaganda yang membenarkan tindakan militer Rusia dan menyebabkan perpecahan dalam masyarakat Estonia," tambahnya.
Menteri Luar Negeri Estonia Urmas Reinsalu telah mengkonfirmasi pengusiran diplomat yang menjabat konselor di Kedutaan Besar Rusia tersebut.
Pada 11 Januari, Kementerian Luar Negeri Estonia memerintahkan Rusia untuk mengurangi jumlah staf kedutaan besarnya di Tallinn untuk mencapai keseimbangan dengan jumlah orang yang bekerja di Kedutaan Besar Estonia di Moskow. Sebanyak 13 diplomat Rusia dan delapan staf teknis kemudian diperintahkan meninggalkan negara itu.
Pada 23 Januari, Rusia menanggapi dengan memanggil Duta Besar Estonia Margus Laidre dan meminta mereka pergi sebelum 7 Februari dan mengumumkan akan menarik duta besarnya sendiri di Tallinn.
Duta Besar Rusia Vladimir Lipayev menduduki jabatannya di Tallinn Februari lalu, tepat sebelum peluncuran invasi skala penuh Rusia ke Ukraina. Kedua duta besar itu meninggalkan pos masing-masing pada 7 Februari.
Saat ini, Rusia dan Estonia memiliki delapan staf diplomatik yang bekerja di kedutaan masing-masing.
BERITA TERKAIT: