Dalam pernyataannya pada Kamis (23/3), Prigozhin menolak klaim Bloomberg, yang mengutip sumber anonim, bahwa Wagner berencana untuk berkonsentrasi pada operasinya di Afrika.
"Saya tidak tahu apa yang dilaporkan Bloomberg. Rupanya, mereka lebih tahu dari saya apa yang akan kami lakukan selanjutnya," kata Prigozhin dalam pernyataan yang dipublikasikan di Telegram, seperti dikutip dari
RT, Jumat (24/3).
"Selama kami dibutuhkan oleh bangsa kami, kami akan berperang di wilayah Ukraina," ujarnya.
Bloomberg pada Kamis mengklaim bahwa kekurangan amunisi dan personel telah mendorong Prigozhin untuk mengalihkan fokus kembali ke Afrika.
Outlet media juga berulang kali menunjukkan fakta bahwa pasukan Grup Wagner masih gagal untuk sepenuhnya merebut kota Artyomovsk Ukraina yang strategis, yang disebut sebagai Bakhmut di Ukraina.
Kota ini telah menjadi tempat pertempuran paling sengit selama operasi militer Rusia, dan tetap menjadi benteng utama militer Ukraina sejak Kyiv memulai pertempuran di Donbass pada tahun 2014.
Grup Wagner telah menjadi kekuatan utama di balik serangkaian operasi sukses yang telah membuat pemukiman di sekitar Artyomovsk direbut oleh pasukan Rusia dalam beberapa bulan terakhir.
Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky bersikeras bahwa kota yang vital secara strategis itu tidak akan diserahkan dalam keadaan apa pun karena Grup Wagner mendekatinya dari utara, selatan, dan timur.
BERITA TERKAIT: