Namun, masih belum jelas apakah pria berusia 72 tahun itu akan bisa meninggalkan Saudi dan kembali ke rumahnya di Florida.
Juru Bicara Departemen Luar Negeri AS, Vedant Patel, menyambut baik berita pembebasan Almadi, tetapi tidak mengomentari larangan yang telah diberlakukan Arab Saudi sebelumnya untuk mencegah pria Florida itu kembali ke rumahnya.
"Setiap negara akan memiliki hukum kedaulatannya sendiri dan setiap kasus berbeda, jadi saya tidak akan membicarakan hal ini," kata Patel, seperti dikutip dari
AP, Rabu (22/3).
Ibrahim Almadi, putra Almadi mengatakan ayahnya kini berada di rumah kerabat bersama anggota keluarga yang tinggal di Riyadh, ibu kota Saudi.
Pemenjaraan pria Florida itu telah menjadi salah satu dari beberapa dugaan pelanggaran hak asasi manusia yang memperburuk hubungan antara Putra Mahkota Mohammed bin Salman dan Presiden AS Joe Biden.
Itu termasuk pembunuhan pejabat Saudi terhadap seorang jurnalis yang berbasis di AS Jamal Khashoggi di dalam konsulat Saudi di Istanbul pada tahun 2018.
Baik Pangeran Mohammed dan pemerintahan Biden baru-baru ini telah mengambil langkah-langkah untuk memulihkan hubungan yang lebih baik.
Almadi, seorang pensiunan manajer proyek di Amerika Serikat, ditangkap pada 2021 ketika dia tiba di Arab Saudi saat mengunjungi keluarganya di Saudi.
Dia dijatuhi hukuman selama 19 tahun penjara atas postingan berisi kritikan di media sosial selama bertahun-tahun.
Kicauan Almadi termasuk tentang konsolidasi kekuasaan Pangeran Salman di kerajaan dan satu lagi yang berbicara tentang pembunuhan Khashoggi.
Pejabat intelijen AS sebelumnya menyimpulkan, putra mahkota memberi akses kepada tim pembunuh Khashoggi di dalam konsulat Saudi di Istanbul.
“Kami lega bahwa Saad Almadi telah dibebaskan, tetapi dia seharusnya tidak pernah menghabiskan satu hari pun di balik jeruji untuk tweet yang tidak berbahaya,†kata Abdullah Alaoudh, direktur Saudi untuk Inisiatif Kebebasan.
Alaoudh meminta AS untuk terus mendesak pembebasan semua pembela HAM dan lainnya yang ditahan di Arab Saudi.
Freedom Initiative mengatakan setidaknya empat warga negara AS dan satu penduduk tetap resmi telah ditahan di Arab Saudi di bawah larangan bepergian, dan setidaknya satu warga negara AS yang lebih tua tetap dipenjara.
Banyak dari larangan bepergian menargetkan warga ganda yang mengadvokasi hak-hak yang lebih besar di kerajaan, seperti hak perempuan Saudi untuk mengemudi.
BERITA TERKAIT: