Aksi dilakukan di Wellington pada Kamis (16/3). Imbasnya, seluruh sekolah dasar dan menengah, serta taman kanak-kanak ditutup.
Berdasarkan laporan dari
France24, aksi mogok massal ini terjadi setelah serikat pekerja dan Kementerian Pendidikan tidak menyepakati kenaikan gaji yang diminta para guru.
Menurut serikat pekerja, tawaran gaji terbaru dari pemerintah tidak sesuai dengan inflasi, mengingat sektor pendidikan juga tengah berada pada titik krisis karena kekurangan guru.
"Para guru ingin mengirim pesan kepada pemerintah tentang betapa seriusnya kita membutuhkan perubahan," kata presiden Institut Pendidikan Selandia Baru, Mark Potter.
Salah satu anggota serikat guru, Chris Abercrombie, berpendapat, memperjuangkan kenaikan gaji guru dan kondisi kerja yang baik sangat penting dilakukan agar pemerintah dapat mempertahankan staf yang berpengalaman dan merekrut lulusan terbaik.
Sementara itu, menanggapi aksi tersebut, Menteri Pendidikan Jan Tinetti menyatakan kekecewaannya dan menginginkan agar perselisihan dapat segera terselesaikan.
Sejauh ini, biaya hidup yang tinggi telah menjadi salah satu masalah utama di Selandia Baru. Pemerintah sendiri tengah berjuang untuk membatasi inflasi yang terus melonjak tinggi.
BERITA TERKAIT: