Jurubicara Departemen Luar Negeri Amerika Serikat, Ned Price pada Rabu (8/3), mengatakan jika bandara ditutup terlalu lama, dikhawatirkan aliran bantuan untuk warga Aleppo tidak tersalurkan dengan baik.
"Washington khawatir tentang penghentian aliran bantuan kemanusiaan dalam waktu lama," ujar Ned Price, seperti dimuat
Malay Mail.
Sejalan dengan AS, Wakil Jurubicara Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB), Farhan Haq juga mengungkapkan ketakutan yang sama. Ia mengaku khawatir penutupan bandara akan berdampak pada populasi rentan yang membutuhkan bantuan kemanusiaan.
"Penutupan bandara dapat memiliki implikasi kemanusiaan yang parah bagi orang-orang di Aleppo," ujarnya.
Farhan menyebutkan, semua penerbangan Badan Kemanusiaan PBB (UNHAS) dari Aleppo telah dihentikan sementara.
Padalah, penerbangan tersebut mengangkut pekerja bantuan dan persediaan untuk bertahan hidup yang harusnya terus dilanjutkan tanpa penundaan.
Setelah serangan udara, Kementerian Transportasi Suriah telah mengalihkan semua penerbangan berisi bantuan gempa ke Damaskus atau Latakia.
Militer Israel menolak mengomentari tuduhan media pemerintah Suriah, bahwa mereka berada di balik serangan udara tersebut.
Selama bertahun-tahun, Israel melakukan serangan terhadap apa yang digambarkannya sebagai target terkait Iran di Suriah.
Di mana pengaruh Teheran telah tumbuh Damaskus sejak mulai mendukung Presiden Bashar al-Assad dalam perang saudara tahun 2011.
BERITA TERKAIT: