Dalam pernyataannya pada Rabu (8/2) Juru Bicara Dewan Keamanan Nasional Gedung Putih Adrienne Watson mengatakan tuduhan bahwa penyelam Angkatan Laut AS, di bawah kedok latihan Baltops, telah menanam alat peledak di bawah pipa gas Nord Stream 2 Rusia.
"Ini benar-benar fiksi palsu," katanya.
Informasi itu muncul ke permukaan yang berasal dari sumber tanpa nama, hasil investigasi seorang jurnalis AS, menurut laporan
TASS. Perusahaan Nord Stream AG melaporkan bahwa tiga utas pipa gas lepas pantai Nord Stream 1 dan 2 mengalami kerusakan yang belum pernah terjadi sebelumnya pada 27 September 2022.
Seismolog Swedia mengungkapkan bahwa dua ledakan telah tercatat di sepanjang pipa Nord Stream pada 26 September.
Hubungan antara Rusia dan Barat telah tegang dengan berbagai persoalan yang saling tumpang tindih. Hubungan itu semakin retak dengan ivasi Rusia di Ukraina dan munculnya tragedi kebocoran pipa Nord Stream di laut Baltik pada September lalu. Pipa tersebut berisi gas alam dari Rusia ke Jerman, mendadal bocor dan menimbulkan ledakan.
Sejumlah negara, termasuk AS, Polandia, dan Swedia, menyebut bahwa kebocoran tersebut adalah disengaja dan merupakan sabotase Rusia.
Aksi saling tuding pun terjadi, meningkatkan ketegangan yang sudah ada sebelumnya.
Rusia telah menyepakati penyelidikan terkait kebocoran, tetapi penyelidikan itu harus dilakukan bersama-sama, syarat yang kemudian ditolak oleh Barat.
BERITA TERKAIT: