Alkohol disinyalir menjadi pemicu tingginya aktivitas kejahatan di wilayah yang tengah bersitegang akibat konflik pribumi dan non-pribumi itu.
Menindaklanjuti aturan tersebut, Perdana Menteri Anthony Albanese mengadakan pertemuan dengan politisi, polisi, dan tokoh masyarakat di Alice Springs pada Selasa pagi (24/1).
Albanese mengatakan aturan itu akan membatasi penjualan minuman beralkohol yang dibawa pulang hanya pada hari Minggu, Senin, dan Selasa, kemudian dikurangi pada hari-hari lainnya.
Pada awal bulan depan, kata Albanese, aturan itu akan kemballi ditinjau keberlanjutannya oleh pemerintah, merujuk pada perkembangan kejahatan di Alice Springs.
Dimuat
Reuters, kekerasan dalam rumah tangga, penyerangan, dan kerusakan properti di Alice Springs selama 12 bulan terakhir meningkat antara 43 persen hingga 60 persen.
Dalam periode yang sama, pemerintah juga mencatat 2.653 serangan di Alice Springs.
Menurut Komisaris Polisi Northern Territory, Jamie Chalker, kekerasan telah meningkat sejak UU yang membatasi konsumsi alkohol berakhir Juli tahun lalu.
BERITA TERKAIT: