Adalah Siamak Namazi, pengusaha Iran-Amerika yang ditahan sejak 2015 lalu atas tuduhan mata-mata. Ia melakukan aksi mogok makan selama tujuh hari pada Senin (16/1).
Namazi juga telah mengajukan surat permohonan kepada Presiden AS Joe Biden melalui pengacaranya untuk menagih janji Washington sejak pemerintahan Barack Obama yang akan membebaskan dirinya.
"Pemerintah AS berjanji kepada keluarga saya untuk membawa saya pulang dengan selamat dalam beberapa minggu. Namun tujuh tahun dan dua presiden kemudian, saya tetap dikurung di penjara Evin yang terkenal kejam di Teheran," ujarnya, seperti dimuat
Reuters.
Dalam suratnya, Namazi meminta Biden untuk memikirkan penderitaan warga negaranya yang hingga kini masih ditahan di Iran, dengan mengalami serangan fisik dan psikologis.
“Yang saya inginkan, Pak, adalah satu menit dari waktu Anda selama tujuh hari ke depan yang ditujukan untuk memikirkan kesengsaraan para sandera AS di Iran. Hanya satu menit dari waktumu untuk setiap tahun hidupku yang hilang di penjara Evin," tambahnya.
Untuk itu, ia memutuskan menolak makan selama tujuh hari ke depan, dengan harapan kali ini pemerintah tidak akan menolak permintaannya.
Namazi ditangkap pada Oktober 2015 dalam perjalanan bisnis ke Iran. Ia bersama ayahnya, Baquer Namazi, seorang pensiunan UNICEF, dihukum atas tuduhan bekerja sama dengan pemerintah AS untuk melakukan mata-mata.
Ketika diminta untuk berkomentar, jurubicara dewan keamanan nasional Gedung Putih mengatakan pemerintah telah berkomitmen untuk mengamankan kebebasan Namazi.
"Kami bekerja tanpa lelah untuk membawanya pulang bersama dengan semua warga AS yang ditahan secara tidak sah di Iran," kata jurubicara itu.
Menurut jurubicara tersebut, penahanan Iran yang salah terhadap warga AS sering digunakan sebagai pengaruh politik, dan sangat keterlaluan.
BERITA TERKAIT: