Kondisi menyedihkan itu sebenarnya telah diinformasikan Kementerian sejak beberapa waktu belakangan, menyesalkan bahwa tidak ada tanggapan tentang keluhan ini.
“Ini bukan konferensi yang pertama, kami telah memperingatkan bencana manusia yang mengancam nyawa ribuan pasien dialisis di berbagai gubernuran, tetapi tidak ada tanggapan,†kata Wakil Menteri Kesehatan Ali Jahaf, seperti dikutip dari
FarsNews, Minggu (15/1).
Ia mengatakan telah menyampaikan kesulitan itu kepada PBB dan organisasi kesehatan yang beroperasi di Yaman.
Untuk tahun 2023, diperkirakan stok obat untuk pasien gagal ginjal adalah 500.000 sesi cuci darah.
Menurut Jahaf, penting untuk membuka bandara Sana'a dan pelabuhan Hodeidah karena keduanya merupakan jalur utama untuk pasokan obat-obatan dan makanan bagi jutaan warga Yaman di daerah yang terkepung oleh agresi koalisi pimpinan Saudi.
"Kami sebagai negara tidak dapat mengimpor obat-obatan vital dan menyelamatkan pasien kami,†tambah Jahaf.
Juru bicara Kementerian Kesehatan Yaman Anis Al-Asbahi menekankan bahwa PBB bertanggungjawab atas keselamatan nyawa pasien dialisis dan harus menanggapi kebutuhan dasar rakyat Yaman.
PBB mengakui selama ini telah bekerja keras dengan kedua belah pihak yang telah berperang sejak tahun 2015, untuk mencapai kesepakatan damai dan membantu mengurangi dampak bencana kemanusiaan di Yaman.
BERITA TERKAIT: