Seperti dimuat
Miami Herald, salah satu kandidat presiden, yang merupakan mantan Jenderal NATO dan Angkatan Darat, Petr Pavel mengeluhkan situs kampanyenya yang sulit diakses, yang diduga dilakukan oleh peretas Rusia.
"Peretas Rusia tampaknya tidak ingin pemilih mengakses situs web saya pada hari penting ini," keluh pria berusia 61 tahun dalam akun Twitternya.
Pavel menduga bahwa Rusia tidak ingin ia, sebagai mantan jenderal NATO, menjadi pemimpin di negara anggota Uni Eropa itu.
Persaingan suara yang ketat sejauh ini dikabarkan tengah berlangsung antara seorang miliarder dan mantan Perdana Menteri Andrej Babis, mantan Jenderal Petr Pavel, dan profesor ekonomi Danuse Nerudova.
Pemungutan suara dibuka pada Jumat pukul 2 siang waktu setempat, dan ditutup pada Sabtu untuk 8,3 juta pemilih yang memenuhi syarat pemilihan.
Jika di akhir penghitungan suara tidak ada satu pun dari delapan kandidat yang mendapatkan suara mayoritas mutlak, maka putaran kedua akan dilakukan dalam dua minggu kedepan.
BERITA TERKAIT: