Menteri Tanggap Covid-19 Ayesha Verrall menjelaskan, negaranya telah melakukan sejumlah penilaian risiko kesehatan masyarakat, melalui skenario jumlah kasus potensial yang akan dibawa oleh para pelancong China sebelum mereka membuat pengumuman ini.
Hasilnya, menurut Verrall, pelancong China tidak akan memberikan dampak yang signifikan terhadap jumlah kasus Covid-19 di Selandia Baru.
“Ada risiko kesehatan masyarakat yang minimal di Selandia Baru. Kami tahu bahwa BF7 adalah varian yang umum di China namun tidak menyebabkan wabah yang signifikan di negara lain yang, seperti Selandia Baru, telah terpapar varian BA5. Jadi pembatasan masuk tidak diperlukan atau dibenarkan untuk melindungi warga Selandia Baru,†jelas Verrall, seperti dimuat
Reuters.
Pernyataan Wellington ini muncul setelah beberapa negara seperti AS, Italia, Malaysia, Korea Selatan, Maroko, dan Taiwan mengumumkan sejumlah pembatasan yang mewajibkan pelancong dari China untuk tes Covid-19 dan melakukan karantina, karena lonjakan kasus yang dikabarkan sedang terjadi di China.
Namun atas risiko lonjakan kasus yang rendah di Selandia Baru, negara tersebut memutuskan untuk tidak mengikuti negara lain dalam melakukan pembatasan terhadap Beijing.
BERITA TERKAIT: