Menanggapi peristiwa itu, Presiden Yoon Suk-yeol mengumumkan masa berkabung nasional dan memerintahkan penurunan bendera setengah tiang pada Minggu (30/10) waktu setempat.
"Ini benar-benar mengerikan. Tragedi dan bencana hari Sabtu seharusnya tidak pernah terjadi," kata Yoon, seperti dikutip dari
Yonhap."Sebagai Presiden, yang bertanggung jawab atas kehidupan dan keselamatan rakyat, hati saya berat dan saya berjuang untuk mengatasi kesedihan saya," lanjutnya.
"Pemerintah akan menetapkan masa berkabung nasional dan akan menempatkan perisiwa sebagai prioritas utama dalam untuk pemulihan dan tindakan lanjutan," tambah Presiden.
Yoon menyampaikan saat ini pemerintah akan fokus pada penyebab tragedi hilangnya nyawa ratusan orang yang kebanyakan berusia muda itu.
Ia juga mengatakan pemerintah akan membantu persiapan pemakaman dan sepenuhnya memobilisasi layanan medis darurat untuk merawat pasien, termasuk menugaskan pegawai negeri untuk membantu mereka yang membutuhkan.
"Yang terpenting adalah mengetahui penyebab kecelakaan dan mencegah terjadinya kecelakaan serupa," katanya.
"Kami akan menyelidiki secara menyeluruh penyebab kecelakaan dan melakukan perbaikan mendasar agar kecelakaan serupa tidak terjadi lagi di masa depan," lanjut Yoon.
Presiden juga mengatakan akan menginstruksikan kementerian dalam negeri dan kementerian terkait lainnya untuk melakukan tinjauan darurat terhadap semua perayaan Halloween dan festival lokal lainnya untuk memastikan itu dilakukan dengan tertib dan aman.
Segera setelah pidato, Yoon mengunjungi lokasi kecelakaan sebelum menuju ke kompleks pemerintah di pusat kota Seoul untuk memimpin pertemuan tanggapan pemerintah.
Lebih dari 100.000 orang bersuka ria di daerah itu merayakan pesta Halloween, pertama sejak pandemi.
Pesan media sosial yang diposting sebelumnya pada malam hari menunjukkan beberapa orang berkomentar bahwa daerah Itaewon sangat ramai dan ada kabar akan datang beberapa idol. Beberapa netizen mengatakan kerumunan membuat situasi terasa tidak aman.
Padatnya kerumuman menimbulkan gesekan antar para pengunjung. Kericuhan pun meletus.
"Banyak staf medis, banyak ambulans, mereka membawa mayat satu per satu," kata seorang reporter dari BBC Hosu Lee, yang mengunjungi tempat kejadian.
Sejumlah mayat ditutupi kain biru.
Foto dan video menunjukkan sejumlah tim penyelamat darurat dan warga sipil menghadapi ratusan orang yang tergeletak. Di tempat lain, petugas tanggap darurat mencoba menarik keluar tumpukan mayat dari kerumunan massa.
BERITA TERKAIT: