Dalam pidatonya pada pertemuan para menteri pertahanan NATO, Kamis (13/10), Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg mengemukakan bahwa aliansi akan terus memantau langkah Rusia.
"Peluang NATO untuk menggunakan senjata nuklir sangat kecil," katanya.
“Sementara, retorika nuklir Rusia berbahaya, sembrono. Dan mereka tahu bahwa jika mereka menggunakan senjata nuklir untuk melawan Ukraina, itu akan memiliki konsekuensi yang parah. Dan mereka juga tahu bahwa perang nuklir tidak dapat dimenangkan dan tidak boleh diperangi,†tambahnya, seperti dikutip dari Reuters,
Jaminan Stoltenberg bahwa kecil kemungkinan NATO menggunakan senjata nuklir muncul ketika para pemimpin AS berkomentar bahwa Rusia akan mendapat tanggapan atas langkahnya yang semakin berani di Ukraina.
Stoltenberg menggemakan peringatan lain tentang "konsekuensi parah" jika Rusia bergerak untuk menggunakan senjata nuklir dan mengatakan bahwa NATO telah mengomunikasikan hal ini ke Moskow.
Apa yang disebut 'kecil kemungkinan' bisa saja menjadi hal yang 'sangat penting' ketika Rusia tidak juga mengindahkan peringatan NATO, menurutnya.
"Kami tidak akan membahas persis bagaimana kami akan merespons. Tapi tentu saja, ini secara fundamental akan mengubah sifat konflik. Ini berarti bahwa garis yang sangat penting telah dilewati. Bahkan penggunaan senjata nuklir yang lebih kecil akan menjadi hal yang sangat serius, yang secara fundamental mengubah sifat perang di Ukraina dan tentu saja, itu akan memiliki konsekuensi,†kata Stoltenberg.
Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Rusia Maria Zakharova mengatakan paka pekan lalu bahwa Barat begitu gencar menggenakan isu 'penggunaan senjata nuklir' untuk mengobarkan api dalam konflik Ukraina-Rusia, untuk kemudian menimpakan kesalahan kepada Moskow.
Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov juga mengatakan hal yang sama, bahwa Barat menggunakan 'kebohongan dan manipulasi' yang berusaha menampilkan Rusia sebagai sumber ancaman nuklir.
BERITA TERKAIT: