"Moskow sangat menyesal dengan laporan tersebut karena tidak menyalahkan Kyiv setelah mereka menembaki pabrik yang sudah diduduki pasukan Rusia sejak Maret lalu," kata Duta Besar Rusia untuk PBB Vasily Nebenzya pada Selasa (6/9) seperti dimuat
Al-Arabiya.
Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov pada Rabu (7/9), menekankan perlu adanya klarifikasi tambahan dari direktur jendral International Atomic Energy Agency (IAEA) karena laporan itu telah memuat sejumlah isu sensitif yang berkaitan dengan tekanan Barat.
Sejalan dengan Lavrov, Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Maria Zakharova ikut menyalahkan Barat karena telah memberikan tekanan pada badan atom PBB sehingga membuat laporan tersebut lebih banyak menyalahkan satu pihak.
Terlepas dari laporan PBB yang tidak disambut baik oleh Rusia, kepala badan energi nuklir negara Rusia Rosatom, Alexei Likhachev, mengatakan bahwa Moskow akan melakukan yang terbaik untuk memastikan operasi yang aman dari pabrik Zaporizhzhia dibawah pengawasan IAEA.
Pekan lalu, tim penyelidikan yang beranggotakan 14 orang IAEA telah mengunjungi Zaporizhzhia, bersama dengan kepala pengawas nuklir PBB, Rafael Grossi setelah menilai adanya potensi kebocoran di tengah perang.
Laporan hasil penyelidikan kemudian dirilis badan atom PBB pada Selasa (6/9) yang didalamnya berisi seruan untuk pembangunan zona demiliterisasi di luar pabrik, untuk meminimalisir risiko.
Rusia dan Ukraina saling menyalahkan atas serangan terhadap pabrik Zaporizhzhia karena telah menimbulkan kekhawatiran akan terjadinya kecelakaan di pembangkit listrik tenaga atom terbesar di Eropa.
BERITA TERKAIT: