Hinote dalam pernyataannya menegaskan kembali sikap Pentagon yang siap untuk menargetkan logistik inti China jika negara itu menunjukkan agresinya terhadap Taiwan.
“Kami akan membuatnya sangat sulit untuk melakukan manuver ofensif terhadap teman-teman kami dan saya berharap musuh potensial kami, China, mungkin memikirkan hal itu jika mereka memikirkan kesulitan untuk melintasi selat 90 mil dan melawan Taiwan,†kata Hinote, seperti dikutip dari
AP, Rabu (7/9).
Ia bersumpah China akan menyadari bahwa Washington tidak akan membiarkan logistik China mengalir begitu saja.
Pasukannya akan melakukan segala yang mereka bisa untuk menghentikannya dan menjadikannya salah satu operasi militer paling sulit dalam sejarah, "dan saya pikir kami memiliki kesempatan untuk melakukan itu," katanya.
Jenderal itu kembali ke topik perang potensial dengan China setelah dia ditanya tentang “ satu pelajaran †yang dia harapkan dapat diambil oleh militer AS dari perang di Ukraina. Menurutnya, mencapai dukungan logistik untuk perang (Ukraina) dengan intensitas seperti itu amatlah sulit.
Dia juga melontarkan ancaman invasi Taiwan untuk menggambarkan bagaimana pendekatan strategis AS perlu fokus pada menjaga keseimbangan kekuatan saat ini daripada menggulingkan atau mengganggu pusat-pusatnya.
“Kami ingin melihat status quo berlanjut! Kami tidak ingin melihat China datang melewati Selat Taiwan dan menginvasi Taiwan, atau mengirim rudal ke Jepang, atau melihat Rusia menyerang sekutu NATO,†tegasnya.
"Kemampuan militer kami harus mencerminkan itu," lanjut Hinote.
Hinote telah lama meminta Pentagon untuk memperhatikan ancaman yang ditimbulkan oleh kekuatan militer China, bersikeras bahwa Beijing dengan cepat mengejar Washington.
BERITA TERKAIT: