Wakil Direktur Institut Negara-negara CIS Vladimir Zharikhin mengatakan itu adalah janji manis Uni Eropa dan sebenarnya itu adalah penolakan secara halus untuk memberi keanggotaan penuh kepada Ukraina.
"Ukraina diberikan status calon anggota UE, tetapi ini tidak akan berarti apa-apa. Ini tidak akan menjadi tanda bahwa keanggotaan penuh Ukraina akan menyusul segera, melainkan ini sebagai penolakan paling sopan untuk memberikan keanggotaan selama beberapa dekade mendatang," katanya.
Sebagai contoh, Zharikhin mencontohkan pengalaman Turki yang berstatus calon sejak 1999, namun hingga saat ini belum menjadi anggota UE. Apalagi fakta bahwa Uni Eropa telah memperingatkan Kiev untuk memenuhi kriteria tertentu agar bisa lolos menjadi anggota penuh.
Turki sudah melakukan segala syarat dan tampaknya telah melakukan yang terbaik, tetapi tetap tidak berhasil. Hal yang sama juga akan terjadi kepada Ukraina.
"UE akan menambah daftar kondisi dan persyaratan tertentu untuk Ukraina," kata Zharikhin, seperti dikutip dari
TASS. Zharikhin mengakui bahwa pada awal operasi militer khusus Rusia, ada harapan bahwa Ukraina dapat diterima di UE.
"Ketika dukungan untuk Ukraina melonjak, (penerimaan) ini bisa saja terjadi. Tetapi para pemimpin Eropa, meskipun kualifikasi mereka tidak selalu sempurna, kali ini nampaknya tidak tergoda, karena alasan politik, memutuskan untuk tidak membiarkan Ukraina masuk ke UE. Ini juga tidak jelas apakah mereka akan setuju untuk melakukannya selama sepuluh tahun ke depan," kata Zharikhin.
Pada 2004, banyak yang dengan tulus percaya bahwa Ukraina akan menjadi anggota UE. Sekarang, 18 tahun berlalu, tidak ada yang berubah, menurut Zharikhin. "Tentu saja Ukraina sangat kecewa dan mereka sudah bersikap sangat kasar terhadap para pemimpin Eropa, seperti kepada Jerman dan Prancis. Tapi hanya ini yang bisa mereka lakukan," tambahnya.
KTT Uni Eropa pada akhir Juni mendatang akan mempertimbangkan kemungkinan pemberian status calon Uni Eropa kepada Ukraina. Dalam tenggat waktu yang sempit itu, Ukraina mengisi kuesioner yang dikirim Brussels ke semua pelamar untuk status kandidat.
Menteri Luar Negeri Ukraina Dmitry Kuleba mengatakan bahwa Kiev tidak akan berdamai dengan penolakan untuk memberikan status calon.
BERITA TERKAIT: