Pernyataan Meeks disampaikan saat ia menggelar konferensi pers di Chisinau, Moldova pada Sabtu (21/5) waktu setempat, di mana dia tiba sebagai bagian dari delegasi anggota parlemen AS.
“Posisi saya adalah bahwa kita perlu berbicara dengan pemerintah Moldova. Kita harus memastikan bahwa kita setuju dengan apa yang perlu dilakukan,†kata Meeks mengomentari kemungkinan pengiriman senjata AS ke bekas republik Soviet itu, seperti dikutip dari
RT.“Saya tidak ingin melampaui apa yang diminta dan diinginkan oleh pemimpin Moldova. Saya pikir perlu ada dialog, percakapan antara kedua negara kita,†tambahnya.
Pada Jumat (20/5), Menteri Luar Negeri Inggris Liz Truss mengungkapkan bahwa London juga sedang dalam pembicaraan dengan sekutunya dengan maksud untuk melengkapi Moldova dengan standar NATO.
"Negara kecil itu bisa menjadi korban ambisi Vladimir Putin untuk menciptakan Rusia yang lebih besar," katanya.
Moldova, salah satu negara termiskin di Eropa, memiliki populasi 2,6 juta orang dan terjepit di antara Ukraina dan Rumania. Memiliki netralitas yang diabadikan dalam konstitusinya, negara ini bukan anggota UE atau NATO.
Selama konflik yang sedang berlangsung antara Rusia dan Ukraina, telah terjadi ledakan di wilayah Transnistria yang memisahkan diri dari Moldova.
Transnistria mendeklarasikan kemerdekaan dari Chisinau pada awal 1990-an. Wilayah itu, yang membentang di sepanjang perbatasan Ukraina, mempertahankan hubungan yang kuat dengan Moskow dan menampung ratusan pasukan penjaga perdamaian Rusia.
Akhir April lalu Kiev menawarkan bantuan kepada Chisinau untuk menduduki Transnistria secara paksa.
“(Kami) akan berhasil entah bagaimana,†kata Alexey Arestovich, penasihat Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky, menyarankan, tetapi menambahkan bahwa operasi semacam itu hanya dapat terjadi jika pihak berwenang Moldova memintanya.
Chisinau menolak proposal tersebut, bersikeras bahwa penyelesaian masalah Transnistria dapat dicapai dengan cara politik dan hanya atas dasar solusi damai.
BERITA TERKAIT: