Kepergian mereka terjadi beberapa minggu setelah seorang wanita pengebom bunuh diri yang mengenakan burqa menyerang sebuah van di dalam Universitas Karachi, Pakistan.
Serangan tersebut menewaskan tiga guru China, termasuk kepala departemen, dan pengemudi lokal mereka. Ini merupakan serangan terbaru yang ditargetkan terhadap warga China di Pakistan.
Seorang pejabat di Universitas Karachi mengatakan bahwa guru-guru Cina yang mengajar di Institut Konghucu di kampus itu, berangkat ke China pada hari Minggu (15/5).
“Ada guru China lainnya yang bekerja di kampus yang berbeda di negara ini dan mereka pergi kemarin,†ujarnya, dimuat oleh
NDTV, Senin (16/5).
Direktur Institut Konghucu di Universitas Karachi, Dr Nasir Uddin, mengatakan bahwa kepergian guru-guru China itu merupakan kemunduran besar bagi para siswa yang belajar bahasa Mandarin.
“Kami memiliki sekitar 500 siswa yang terdaftar di institut, dan kami sekarang sedang mempertimbangkan untuk mengadakan kelas online untuk mereka sehingga masa studi mereka dapat selesai,†katanya.
Dia mengatakan bahwa para guru di Institut Konghucu yang berbeda di negara itu juga telah dipanggil kembali oleh pemerintahan Beijing.
Nasir Uddin mengatakan bahwa Institut Konfusius adalah lembaga pendidikan nirlaba yang bertujuan untuk mengajarkan bahasa Mandarin, memperdalam pemahaman internasional tentang bahasa, dan budaya China, dan mempromosikan pertukaran antarmanusia antara China dan Pakistan.
Brigade Majeed yang terkait dengan
Balochistan Liberation Army (BLA), mengaku bertanggung jawab atas serangan terhadap para guru yang terjadi pada 26 April di dekat Institut Konghucu yang dibangun China.
Serangan bom bunuh diri BLA itu telah menewaskan kepala institut, Huang Guiping, dan dua guru China lainnya, Chen Sai dan Ding Mupeng. Sopir warga lokal mereka, Khalid Nawaz juga tewas dalam ledakan itu.
BERITA TERKAIT: