Selama pertemuan Dewan Keamanan PBB pada Kamis (12/5), Nebenzia mengatakan tuduhan tersebut tidak masuk akal dan tidak didukung oleh fakta apa pun.
“Hari ini kita kembali mendengar tudingan sejumlah rekan terhadap militer Rusia yang melakukan tindakan kekerasan, termasuk kekerasan seksual, terhadap anak. Ini disuarakan, khususnya, oleh seorang rekan Inggris, tetapi juga oleh yang lain,†katanya, seperti dikutip dari
RT, Jumat (13/5).
"Klaim tersebut tidak didukung oleh fakta, bahkan pejabat tinggi Kiev mengakui bahwa mereka tidak memiliki bukti nyata untuk mendukungnya," Nebenzia melanjutkan.
Pernyataan Nebenzia menggemakan wawancara penasihat komisaris presiden Ukraina untuk hak-hak anak Daria Gerasimchuk dengan saluran TV Belsat yang berbasis di Polandia di Belarus, Rabu (11/5) yang mengatakan bahwa sampai saat ini, Kantor Kejaksaan Agung Ukraina tidak memiliki satu pun fakta kekerasan yang dikonfirmasi.
"Pasukan Ukraina, sebaliknya, secara rutin mengambil posisi di sekolah dan taman kanak-kanak, dengan sengaja mengubah fasilitas tersebut menjadi sasaran militer," kata Nebenzia.
“Metode perang yang tidak manusiawi ini membahayakan kehidupan anak-anak, merampas hak mereka atas pendidikan, dan menghancurkan infrastruktur pendidikan Ukraina," ujarnya.
Kami, kata Nebenzia, memiliki kesan yang kuat bahwa norma-norma hukum humaniter internasional ada untuk siapa saja, tetapi tidak demikian dengan Kiev.
"Penghancuran objek sipil yang disengaja adalah ciri khas Kiev, dan ini bukan propaganda Rusia," ujarnya.
BERITA TERKAIT: