Menteri Ekonomi dan Iklim Jerman, Robert Habeck mengatakan pihaknya telahnya mengurangi impor energi dari Rusia, sebesar 12 persen untuk minyak, 8 persen untuk batubara, dan 35 persen untuk gas alam.
"Semua langkah yang kami ambil ini membutuhkan upaya bersama yang sangat besar dari semua aktor, dan itu juga berarti biaya yang dirasakan oleh ekonomi dan konsumen," ujarnya pada Minggu (1/5), seperti dikutip
AP.
"Tapi itu perlu jika kita tidak ingin lagi diperas oleh Rusia," tambahnya.
Sejak Rusia memulai perang di Ukraina pada 24 Februari lalu, Jerman menghadapi tekanan yang besar untuk memotong impor migasnya yang bernilai miliaran euro.
Habeck menyebut, Jerman telah berhasil beralih ke impor minyak dan batu bara dari negara lain dalam waktu yang relatif singkat, sehingga target berakhirnya ketergantungan pada impor minyak mentah Rusia pada akhir musim panas adalah realistis.
Sebelum Rusia menginvasi Ukraina, Jerman mendapat lebih dari setengah impor gas alamnya dari Rusia. Bagian itu sekarang turun menjadi 35 persen, sebagian karena peningkatan pengadaan dari Norwegia dan Belanda.
Untuk lebih mengurangi impor Rusia, Jerman berencana untuk mempercepat pembangunan terminal untuk gas alam cair, atau LNG.
Kementerian Energi dan Iklim mengatakan Jerman bertujuan untuk mengoperasikan beberapa terminal LNG terapung pada awal tahun ini atau tahun depan.
BERITA TERKAIT: