Pameran bertajuk "
Shield 2022" itu menunjukkan bahwa Beograd memiliki persenjataan dari hampir seluruh pihak negara tatanan multipolar pada abad ke-21 ini.
Rakyat Serbia dan pers media diundang ke pameran di lapangan terbang militer Batajnica dekat Beograd, di mana rudal China dan Prancis berbaris di samping helikopter Airbus, drone tempur CH-92A China dan jet MIG-29 Rusia.
Presiden Serbia Aleksandar Vucic mengunjungi pameran itu dan diapit oleh komandan militernya. Ia juga menonton pertunjukan aerobatik jet MIG-29 yang disumbangkan oleh Rusia pada tahun 2017.
"Saya bangga dengan tentara Serbia, saya bangga dengan kemajuan besar ini," ujar Vucic dalam konferensi pers, seperti dimuat oleh
Reuters, Sabtu (30/4).
"Kami akan memperkuat angkatan udara tempur kami, Serbia adalah negara netral dan Serbia harus menemukan solusi untuk melestarikan langit dan negaranya," tambah Vucic.
Kendati begitu, Vucic mengatakan Serbia akan membeli 12 jet tempur multiguna
Rafale dari Prancis pada akhir tahun atau awal tahun depan, sebuah langkah yang dilihat oleh para analis politik sebagai tanda Beograd menjauhkan diri dari Rusia.
Dia mengatakan negaranya juga sedang bernegosiasi untuk membeli 12 jet tempur
Typhoon dari Inggris.
Militer Serbia secara umumnya dipersenjatai dengan teknologi bekas Soviet dan Rusia adalah salah satu pemasok utamanya.
Beograd juga bergantung pada pasokan gas alam dan minyak dari Rusia.
Sistem pertahanan permukaan-ke-udara FK-3 China, mirip dengan S-300 Rusia atau sistem Patriot AS, dibeli oleh Beograd pada 2019 dan dikirim awal bulan ini.
Serbia saat ini adalah satu-satunya negara Eropa yang mengoperasikan sistem rudal dan drone tempur China.
BERITA TERKAIT: