Ingatkan AS Berhenti Cari Untung di Tengah Konflik, China: Sanksi Menciptakan Masalah Baru Bagi Dunia

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/reni-erina-1'>RENI ERINA</a>
LAPORAN: RENI ERINA
  • Selasa, 12 April 2022, 12:20 WIB
Ingatkan AS Berhenti Cari Untung di Tengah Konflik, China: Sanksi Menciptakan Masalah Baru Bagi Dunia
Juru bicara Kementerian Luar Negeri China Zhao Lijian/Net
rmol news logo Berbagai sanksi keras yang dijatuhkan Amerika Serikat untuk mengekang Rusia atas konflik di Ukraina kembali dikecam pemerintah China.

Dalam pernyataannya otoritas China menekankan  bahwa pembatasan adalah alat yang salah untuk meredakan krisis yang sedang berlangsung.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri China Zhao Lijian dalam jumpa pers harian Senin (11/4) mengatakan seharusnya Washington berhenti mempertahankan hegemoninya melalui pemberian sansksi.

"Meningkatnya sanksi tidak membantu meringankan situasi, tetapi hanya menciptakan masalah baru bagi dunia di tengah epidemi," kata Zhao, seperti dikutip dari Xinhua.

"Washington harus mempromosikan perdamaian dengan langkah-langkah praktis, daripada mencoba menggunakan sanksi untuk mempertahankan posisi hegemoniknya dan membuat keuntungan ilegal," tambahnya.

Zhao menegaskan kembali posisi Beijing bahwa konflik antara Kiev dan Moskow harus diselesaikan melalui dialog.

“Kami mendorong kedua belah pihak untuk menjaga momentum negosiasi dan mengupayakan hasil dan perdamaian,” katanya, seraya menambahkan bahwa China bersedia memainkan peran konstruktif dalam proses ini.

Sejak dimulainya serangan Moskow di Ukraina, Beijing telah menolak untuk mengutuk operasi militer Rusia atau menjatuhkan sanksi pada negara itu, meskipun ada tekanan dari AS dan sekutunya.

Dalam komentarnya baru-baru ini, Zhao juga melabeli Washington sebagai “pelaku dan penghasut utama krisis Ukraina” karena desakannya yang keras kepala untuk memperluas NATO ke perbatasan Rusia, yang dipandang sebagai ancaman keamanan nasional oleh Moskow. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

FOLLOW US

ARTIKEL LAINNYA