Badan Bencana Filipina mengatakan, lebih dari 13 ribu warga mengungsi ke tempat penampungan darurat saat badai menerjang wilayah itu pada Minggu (10/4), membanjiri rumah, menggenangi ladang, memutus jalan dan mematikan listrik.
Petugas Bencana Filipina, Rhyse Austero mengatakan kepada
AFP pada Senin (11/4), bahwa provinsi Leyte adalah yang paling parah dilanda oleh badai tersebut.
Ia menjelaskan badai tersebut membawa tanah longsor yang menyebabkan 21 orang tewas di empat desa pada provinsi Leyte.
Baru-baru ini, dilaporkan korban tewas di provinsi tersebut tambah tiga orang lagi di pulau selatan Mindanao.
"Kemarin hujannya sangat deras, tidak henti-hentinya selama lebih dari 24 jam," kata warga kota Abuyog, Leyte, Hannah Cala Vitangcol kepada
AFP, Senin (11/4).
Guru berusia 26 tahun itu melarikan diri bersama keluarganya ke sebuah hotel pada Senin, ketika ia terbangun dari tidurnya dan melihat seluruh tetangganya tertimbun sebagian oleh tanah longsor.
"Saya menangis karena saya tahu orang-orang dimakamkan di sana dan saya juga takut karena ada gunung di belakang rumah kami," katanya.
Penjaga Pantai Filipina dan personel polisi hingga kini sibuk menyelamatkan orang-orang dari rumah mereka di kota Abuyog yang terendam banjir, membawa penduduk ke tandu oranye yang diletakkan di atas perahu terapung.
Badai tropis Megi, yang dikenal di Filipina dengan nama lokal Agaton, adalah badai besar pertama yang melanda negara itu tahun ini.
Badai ini dilaporkan telah mengobrak-abrik aktivitas maritim Filipina, memaksa lusinan pelabuhan untuk menangguhkan operasinya dan membuat hampir 6 ribu orang terdampar di kepulauan Filipina.
BERITA TERKAIT: