Rubel jatuh ke posisi terendah dalam sejarah setelah Rusia meluncurkan operasi militer khusus di Ukraina, dan AS serta sekutunya memberlakukan sanksi yang belum pernah terjadi sebelumnya yang menargetkan sistem keuangan negara itu.
Pada 7 Maret, mata uang Rusia jatuh ke level 150 rubel terhadap dolar, menurut laporan
RT.Rubel menukik pada 24 Februari, segera setelah dimulainya operasi militer karena hukuman internasional menargetkan mata uang yang diperdagangkan secara bebas.
Kejatuhan rubel sebagai buntut dari keputusan negara-negara Barat membekukan cadangan devisa Moskow, sehingga menyulitkan Bank Rusia untuk mendukung rubel dengan menjual mata uang asing.
Pemerintah Rusia mengambil langkah-langkah untuk menstabilkan ekonomi yang terkena sanksi, membantu mata uang untuk bangkit kembali dari level terendah secara historis.
Salah satunya dengan upaya Bank sentral memperkenalkan kontrol modal langsung, termasuk larangan orang asing menjual aset Rusia, serta penjualan mata uang keras yang diamanatkan oleh eksportir.
BERITA TERKAIT: