Australia, Inggris, Kanada dan Amerika Serikat (AS) adalah negara yang paling semangat dalam melarang impor pembelian minyak Rusia setelah agresi Rusia. Ini telah memicu krisis harga energi global.
Namun Uni Eropa sejauh ini tidak menyepakati embargo mengingat besarnya ketergantungan terhadap energi Rusia. Jerman sendiri telah memperingatkan bahwa langkah tersebut bisa membawa ekonomi Eropa ke dalam resesi. Sementara beberapa negara, seperti Hongaria, menentang larangan apa pun kepada Rusia.
Embargo Uni Eropa sendiri membutuhkan persetujuan bulat dari 27 negara anggota. Alih-alih, banyak konsumen di Eropa telah menghindari minyak mentah Rusia secara sukarela.
Singapura dan Belanda yang telah memberlakukan sanksi pada Rusia dilaporkan masih membeli minyak mentah dari negara tersebut. Trafigura (Singapura) dan Vitol (Belanda) memiliki kontrak jangka panjang dengan Rusia.
Di sisi lain, India dan China, yang menolak mengutuk tindakan Rusia, juga terus membeli minyak mentah Rusia.
Di antara banyaknya upaya untuk menghentikan ekspor migas dari Rusia, perusahaan Indonesia, PT Pertamina juga disebut-sebut baru saja mengurungkan pembelian minyak mentah dari Rusia.
Menurut
Al Jazeera pada Selasa (29/3), ada 13 perusahaan dan negara yang masih aktif membeli minyak Rusia.
1. PT Pertamina (Indonesia)
PT Pertamina (Persero) sedang mempertimbangkan untuk membeli minyak mentah dari Rusia karena mencari minyak untuk kilang yang baru direvamping di Balongan.
2. Neftohim Burgas (Bulgaria)
Sebuah kilang Bulgaria, yang dimiliki oleh Lukoil Rusia. Minyak mentah Rusia menyumbang sekitar 60 persen dari asupannya, terus menyuling minyak mentah Rusia itu.
3. MiRo (Jerman)
Kilang Jerman, Minyak mentah Rusia terus menyumbang sekitar 14 persen dari asupan di kilang terbesar Jerman itu.
4. PCK Schwedt (Jerman)
Kilang Jerman, 54 persen sahamnya dimiliki oleh Rosneft (Rusia), menerima minyak mentah melalui pipa Druzhba.
5. Leuna (Jerman + Perancis)
Kilang Leuna yang terkurung daratan di Jerman timur, yang mayoritas dimiliki oleh TotalEnergies, juga memasok minyak mentah Rusia melalui pipa Druzhba.
6. Hellenic Oil (Yunani)
Penyulingan minyak terbesar Yunani bergantung pada minyak mentah Rusia untuk sekitar 15 persen dari asupannya. Perusahaan awal bulan ini mendapatkan pasokan tambahan dari Arab Saudi.
7. ISAB (Italia)
Kilang terbesar Italia, yang dimiliki oleh Litasco SA yang berbasis di Swiss yang dikendalikan oleh Lukoil (Rusia), memproses minyak mentah Rusia dan non-Rusia.
8. MOL (Hungaria)
Grup minyak Hungaria, yang mengoperasikan tiga kilang di Kroasia, Hungaria dan Slovakia, terus dipasok oleh pipa Druzhba. Hongaria menentang sanksi terhadap minyak dan gas Rusia.
9. Zeeland Refinery (Belanda)
Kilang Belanda, 45 persen sahamnya dimiliki oleh Lukoil (Rusia), menolak berkomentar apakah menggunakan minyak mentah Rusia, tetapi diduga masih memasok dari Rusia.
10. Rotterdam Refinery (Belanda)
Exxon Mobil (AS) menolak berkomentar apakah kilang Belanda di Rotterdam menggunakan minyak mentah Rusia, juga diduga masih menggunakan minyak mentah Rusia.
11. Hindustan Petroleum (India)
Penyulingan negara India membeli dua juta barel minyak Rusia untuk pemuatan Mei, menurut sumber perdagangan pekan lalu.
12. Indian Oil Corporation (India)
Penyulingan utama India pada 23 Maret membeli tiga juta barel minyak untuk pengiriman Mei dari Vitol (Belanda), menurut sumber perdagangan India. Ini adalah pembelian minyak mentah kedua oleh IOC sejak Rusia menginvasi Ukraina pada 24 Februari.
13. Nayara Energy (India)
Penyulingan swasta India, yang sebagian dimiliki oleh Rosneft (Rusia), telah membeli minyak Rusia setelah jeda satu tahun, membeli sekitar 1,8 juta barel minyak dari pedagang Trafigura (Singapura).
BERITA TERKAIT: