Hal itu terungkap saat Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken berbicara di Dewan Keamanan PBB pada Kamis (17/2) waktu setempat.
"Rusia sedang bersiap untuk meluncurkan invasi ke Ukraina dalam hari-hari mendatang," kata Blinken, seperti dikutip dari
AP, Jumat (18/2).
“Itu bisa jadi apa yang disebut bom 'teroris' palsu di dalam Rusia, penemuan kuburan massal, serangan pesawat tak berawak terhadap warga sipil, atau serangan palsu, bahkan nyata, menggunakan senjata kimia,†lanjut Blinken.
Menlu AS juga mengklaim Rusia bermaksud untuk “membuat dalih†untuk menyerang, meskipun Washington tidak tahu bentuk apa yang akan diambil.
AS, Ukraina dan Rusia telah saling menuduh merencanakan strategi bendera palsu di wilayah Donbass Ukraina timur yang disengketakan selama berbulan-bulan.
Pertama, Kementerian Pertahanan Rusia menunjuk adanya kontraktor militer swasta AS dan senjata kimia di lokasi tertentu pada bulan Desember . Tiga minggu kemudian, CNN melaporkan bahwa Rusia merencanakan bendera palsu, mengutip mata-mata AS yang tidak disebutkan namanya.
Setelah itu, milisi wilayah Donetsk menerbitkan rincian lebih lanjut tentang apa yang mereka katakan sebagai rencana penyabot Ukraina untuk memprovokasi perang.
Washington telah mengklaim akan adanya invasi Rusia sejak Oktober dan beberapa media di Barat bahkan mengutip mata-mata AS dan Inggris untuk menentukan tanggal serangan hingga 16 Februari.
Meskipun demikian, hingga saat ini belum ada satu pun dari tudingan tersebut yang terwujud menjadi kenyataan.
BERITA TERKAIT: