Ribuan musisi tersebut menyuguhkan pertunjukan selama 12 menit di halaman Akademi Militer Venezuela saat matahari terbenam pada hari Sabtu (14/11). Mereka memainkan
"Slavonic March" karya Pyotr Ilyich Tchaikovsky. Puisi nada orkestra, yang diterbitkan pada tahun 1876 itu ditulis untuk merayakan intervensi Rusia dalam Perang Serbo-Turki.
Para musisi yang berusia antara 12 dan 77 tahun itu kompak mengenakan celana hitam, kemeja putih, dan masker wajah saat menampikan orkestra akbar tersebut.
Pertunjukan itu mengundang perhatian dunia. Juri dari Guinness World Records pun hadir untuk menyaksikan dan menilai secara langsung. Mereka akan mengumumkan dalam 10 hari ke depan apakah musisi Venezuela telah merebut rekor baru dari orkestra terbesar di dunia yang sebelumnya diraih oleh Rusia pada tahun 2019 lalu. Pada saat itu, 8.097 musisi berkumpul untuk menampilkan orkestra terbesar di dunia.
Namun Venezuela kini berhasil mengumpulkan 12 ribu musisi dan tampil dalam satu panggung yang sama secara serempak dan harmonis. Setiap musisi yang berpartisipasi harus memainkan instrumen setidaknya selama lima menit.
Penampilkan orkestra tersebut merupakan bagian dari konser satu jam yang juga menyertakan lagu kebangsaan Venezuela dan versi lagu populer Alma Llanera, yang dianggap oleh banyak orang Venezuela sebagai lagu kebangsaan tidak resmi.
Setelah menyelesaikan lagu itu, para musisi bersorak sorai dan mengangkat instrumen mereka tinggi-tinggi, beberapa mengibarkan bendera Venezuela.
Belasan ribu musisi itu disatukan oleh program musik
"El Sistema" yang didanai publik Venezuela. Didirikan pada tahun 1975, skema ini telah memberikan pelatihan musik klasik kepada ribuan anak kelas pekerja. Salah satu alumni program yang paling terkenal adalah Gustavo Dudamel, direktur musik Paris Opera dan Los Angeles Philharmonic.
BERITA TERKAIT: