Lembaran Hidup Baru, Tim Sepakbola Putri Afghanistan Dapat Suaka di Kampung Halaman Ronaldo

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/amelia-fitriani-1'>AMELIA FITRIANI</a>
LAPORAN: AMELIA FITRIANI
  • Jumat, 01 Oktober 2021, 03:06 WIB
Lembaran Hidup Baru, Tim Sepakbola Putri Afghanistan Dapat Suaka di Kampung Halaman Ronaldo
Tim sepakbola putri Afghanistan beserta keluarga mereka mendapatkan suaka dari Portugal/Reuters
rmol news logo Haru dan bahagia. Dua kata itu agaknya cukup untuk menggambarkan apa yang sedang dirasakan oleh sejumlah anggota tim sepakbola putri Afghanistan.

Bukan tanpa alasan, setelah mengambil keputusan berat untuk angkat kaki dari kampung halaman mereka di Afghanistan, karena khawatir akan keselamatan mereka di bawah pemerintahan baru Taliban di negara itu, mereka akhirnya berhasil menemukan rumah baru.

Salah seorang anggota tim sepakbola putri Afghanistan bernama Sarah yang berusia 15 tahun, menuturkan kisahnya kepada Reuters. Dia mengatakan bahwa meninggalkan Afghanistan adalah keputusan yang menyakitkan bagi dirinya dan keluarganya. Terlebih, dia memutuskan pergi tanpa ada tujuan yang pasti.

Namun kini senyum bisa kembali hadir di bibir Sarah, pasalnya dia dan rekan-rekannya di tim sepakbola putri Afghanistan mendapatkan suaka dari pemerintah Portugal. Hal ini merupakan kesempatan baru untuk Sarah dan rekan-rekannya, beserta keluarga mereka, untuk memulai lembaran hidup baru dan menggapai impian mereka tanpa harus dihantui ancaman Taliban.

Sarah berharap di rumah barunya di Portugal, dia bisa mengejar mimpinya bermain sepak bola secara profesional atau bahkan bertemu idolanya, bintang lapangan hijau Cristiano Ronaldo yang juga berasal dari Portugal.

"Saya bebas," katanya seraya tersenyum lebar saat mengunjungi Menara Belem yang terkenal di Lisbon, di Sungai Tagus bersama ibu dan rekan satu timnya.

"Mimpi saya adalah menjadi pemain bagus seperti Ronaldo, dan saya ingin menjadi wanita pebisnis besar di Portugal," katanya.

Meski begitu, Sarah mengaku bahwa di hati kecilnya tetap ada harapan bahwa suatu saat dia bisa kembali ke negara asalnya, hanya jika dia bisa kembali hidup bebas.

Sementara itu, Ibu Sarah meminta agar nama keluarganya tidak dipublikasikan. Dia khawatir bahwa mereka tidak bisa kembali ke Afghanistan lagi.

Bukan tanpa alasan, sang ibu pernah mengalami secara langsung bagaimana hidup sebagai wanita di bawah pemerintahan Taliban pada tahun 1996 hingga 2001 lalu di mana ruang gerak wanita dibatasi dengan sangat ketat. Dia mengaku khawatir akan masa depan putrinya jika tetap bertahan di Afghanistan.

Taliban yang kini kembali menguasai Afghanistan sebenarnya telah berjanji bahwa mereka akan menghormati hak-hak wanita. Sayangnya, janji-janji tersebut terasa manis diucap lidah. Namun pada kenyataannya, tidak berselang lama, seorang pejabat senior Taliban mengatakan bahwa wanita mungkin tidak akan diizinkan unjuk gigi dalma bidang olahraga karena tubuh mereka mungkin terekspos.

Hal itulah yang kemudian membuat banyak atlet wanita, termasuk tim sepakbola putri Afghanistan, khawatir akan masa depan dan keamanan mereka. Alasan itulah yang kemudian mendorong mereka untuk pergi dari negaranya.

"Alasan kami mengambil misi ini (untuk mengevakuasi tim) adalah untuk memastikan mereka dapat bercita-cita dan memainkan olahraga yang mereka sukai," kata kapten tim nasional senior wanita Afghanistan, Farkhunda Muhtaj yang membantu mengevakuasi para anggota tim sepakbola putri Afghanistan beserta keluarga mereka.

Dari rumahnya di Kanada, di mana dia bekerja sebagai asisten pelatih sepak bola di sebuah universitas lokal, Muhtaj telah berhubungan dengan para gadis di tim itu selama proses evakuasi, dengan nama sandi Operation Soccer Balls.

Upayanya tidak sia-sia, dia berhasil menyelamatkan total 80 orang yang terdiri dari anggota tim dan keluarga mereka dan membawa mereka untuk mendapatkan suaka di Portugal.

Mereka mendarat di Portugal pada 19 September lalu untuk memulai hidup baru di negara itu.

"Mereka telah melalui begitu banyak tantangan," kata Muhtaj.

"Mereka tangguh dan mereka mampu mewujudkannya," tambahnya. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

FOLLOW US

ARTIKEL LAINNYA