Komite Perlindungan Jurnalis (CPJ) menegaskan, termasuk memfasilitasi perjalanan yang aman ke luar negeri dan menyediakan visa darurat untuk jurnalis.
Dalam pernyataannya, CPJ megungkapkan bahwa ia sangat prihatin atas keselamatan ratusan jurnalis lokal dan pekerja media yang bisa menjadi sasaran rezim Taliban yang baru muncul.
"Amerika Serikat memiliki tanggung jawab khusus kepada jurnalis Afghanistan. Selama ini merekalah yang menciptakan ruang informasi yang berkembang dan bersemangat dan meliput acara di negara mereka untuk media internasional,†kata Direktur Eksekutif CPJ Joel Simon.
“Pemerintahan Biden dapat dan harus melakukan semua dengan kekuatannya untuk melindungi kebebasan pers dan membela hak-hak wartawan, fotografer, dan pekerja media Afghanistan yang rentan.â€
CPJ telah mendaftarkan dan memeriksa kasus dari hampir 300 jurnalis yang berusaha mencari perlindungan. Ada ratusan lagi yang kasusnya sedang ditinjau.
Saat ini, situasi keamanan di bandara begitu buruk dan mengerikan sehingga hanya segelintir yang dapat penerbangan ke AS atau negara ketiga tempat permintaan visa mereka dapat mulai diproses. Sebagian besar jurnalis lainnya saat ini dalam kondisi terancam dan masih berusaha bersembunyi.
Washington Post melaporkan dua wartawan Afghanistan yang bekerja dengan
The New York Times dan
The Wall Street Journal tidak dapat naik pesawat ke luar negeri.
Dalam pernyataan bersama yang dikirim ke Presiden Joe Biden, outlet berita itu meminta AS untuk berbuat lebih banyak untuk menjamin perjalanan yang aman ke luar negeri bagi jurnalis dan pekerja media.
“Pemahaman masyarakat internasional tentang apa yang terjadi di Afghanistan akan bergantung pada kelangsungan hidup pers independen yang pernah berkembang pesat," lanjut Simon.
CPJ telah lama mengupayakan visa darurat bagi jurnalis secara global, untuk menghindari jika ada ancaman baru muncul.
Sampai saat ini, CPJ telah mendaftarkan dan memeriksa 45 kasus prioritas tinggi jurnalis Afghanistan yang mendapat ancaman dari Taliban. Banyak dari mereka adalah jurnalis perempuan yang catatan liputannya tentang hak-hak perempuan.
BERITA TERKAIT: