Dalam pernyataannya pada Jumat (2/7), Kirby mencatat tinjauan kekuatan global yang sedang berlangsung, tentu akan melihat tingkat pasukan AS di Korea Selatan, juga akan mempertimbangkan apakah negara itu memiliki cukup pasukan di sana.
"Kami tetap berkomitmen penuh pada aliansi kami dengan Korea Selatan, dan bagian dari komitmen itu berarti memiliki kesiapan yang tepat di semenanjung seperti yang kami katakan 'Siap untuk bertarung malam ini,' dan itu berarti memiliki tingkat kekuatan yang sesuai," kata Kirby, seperti dikutip dari
Yonhap, Sabtu (3/7).
Pernyataannya muncul setelah kelompok bipartisan anggota parlemen AS mengajukan RUU yang berusaha mencegah penggunaan anggaran pertahanan untuk tahun fiskal mendatang untuk mengurangi jumlah pasukan AS di Korsel menjadi di bawah 22.000, sementara Washington saat ini memiliki sekitar 28.500 tentara di Korsel.
Mereka yang dekat dengan masalah ini telah menjelaskan jumlah yang ditetapkan tidak termasuk jumlah kekuatan yang bergantian secara teratur, yaitu sekitar 6.000.
Kirby mengatakan Departemen Pertahanan akan mematuhi hukum apa pun yang diberlakukan, tetapi menegaskan kembali AS akan bekerja untuk mempertahankan jumlah pasukan AS yang sesuai di Semenanjung Korea.
"Ketika undang-undang yang diusulkan menjadi undang-undang, kami mematuhi undang-undang itu. Secara terpisah, fokus kami adalah memastikan kami dapat memenuhi persyaratan dan komitmen keamanan kami di semenanjung itu," katanya.
“Tinjauan postur kekuatan global kami akan menjadi kesempatan bagi kami untuk melihat sumber daya di semenanjung dan apakah kami memiliki hak itu, mengingat ancaman, tantangan, dan strategi yang ingin kami kejar di kawasan Indo-Pasifik," demikian Kirby dalam pernyataanya.
BERITA TERKAIT: