Kasus Melonjak Tinggi Di Tengah Lambannya Vaksinasi, Iran Dihantui Gelombang Kelima Covid-19

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/reni-erina-1'>RENI ERINA</a>
LAPORAN: RENI ERINA
  • Kamis, 01 Juli 2021, 07:36 WIB
Kasus Melonjak Tinggi Di Tengah Lambannya Vaksinasi, Iran Dihantui Gelombang Kelima Covid-19
Petugas memvaksin warga Iran/Net
rmol news logo Tingginya angka rawat inap pasien Covid-19 serta lambatnya peluncuran vaksin telah menimbulkan kekhawatiran akan munculnya gelombang kelima pandemi virus corona di Teheran dan kota-kota besar lainnya di Iran.

Laporan terbaru Nader Tavakoli, wakil kepala satuan tugas penanganan virus corona nasional Iran, menyebutkan bahwa dalam satu minggu terakhir ada lonjakan 10 persen dalam kasus rawat inap dan rawat jalan di ibu kota.

Dia memperingatkan bahwa Teheran akan kembali ke 'kategori merah' jika tren berlanjut dalam beberapa hari mendatang

"Iran sedang duduk di puncak gelombang kelima setelah mengatasi gelombang keempat yang mematikan," katanya seperti dikutip dari Anadolu Agency, Rabu (30/6).

Iran mencatat 11.748 infeksi baru dan 137 kematian pada Rabu. Kenaikan ini dipicu oleh virus yang bermutasi dan ketidakpatuhan terhadap protokol kesehatan, terutama selama pemilihan Dewan Kota Teheran baru-baru ini, menurut Tavakoli, tanpa merinci adanya varian baru.

Peta penyebaran Covid menunjukkan kota-kota yang dikategorikan merah (berisiko tinggi) melonjak menjadi 63, dengan 184 kota bertanda oranye (berisiko sedang) dan 201 kota dalam kategori kuning (berisiko rendah).

Alireza Zali, kepala satuan tugas tempur virus corona Teheran, juga telah memperingatkan gelombang baru di ibu kota, dengan mengatakan jumlah pasien rawat jalan di rumah sakit telah meningkat secara mengkhawatirkan dalam beberapa hari terakhir, melewati angka 10.000 setelah berminggu-minggu.

Pada hari Rabu, Moinuddin Saeedi, anggota parlemen dari Sistan-Baluchistan, memperingatkan akan munculnya 'bencana kemanusiaan' jika krisis yang sedang berlangsung di provinsi perbatasan tidak mendapat perhatian.

Berbicara di parlemen, Saeedi mengatakan kementerian kesehatan yang berbicara tentang penyediaan vaksin ke negara lain harus "pertama melihat orang-orang tertindas di Sistan dan Baluchestan."

Para ahli juga telah menyalahgunakan lambannya peluncuran vaksin yang dilakukan pemerintah. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

FOLLOW US

ARTIKEL LAINNYA