Hal itu diungkap oleh Menteri Luar Negeri Retno Marsudi dalam konferensi pers virtual dari Kota Wuyi di Provinsi Fujian, China pada Jumat (2/4).
Dalam kunjungannya ke China, Retno melakukan pertemuan dengan Menteri Luar Negeri Wang Yi untuk membahas perkembangan situasi di Myanmar.
Ia mengatakan, baik Indonesia dan China, memiliki kekhawatiran yang sama terkait perkembangan situasi di Myanmar dan tidak ingin rakyat di sana semakin menderita.
Keduanya juga mendorong segera diakhirinya penggunaan kekuatan dan kekerasan, serta pentingnya dilakukan dialog.
"RRT memberikan dukungan terhadap upaya dan tawaran ASEAN untuk membantu Myanmar termasuk memberikan dukungan terhadap inisiatif Presiden Jokowi untuk diadakannya KTT ASEAN," ujar Retno.
Menlu perempuan pertama Indonesia itu juga menyebut telah mendapatkan dukungan serupa dari Rusia ketika melakukan pembicaraan dengan Menteri Luar Negeri Sergei Lavrov dua hari sebelumnya.
"Rusia juga menyampaikan dukungannya terhadap ASEAN dan inisiatif Presiden Indonesia bagi penyelenggaraan KTT ASEAN," kata Retno.
Kekerasan yang terjadi di Myanmar sejak perebutan kekuasaan oleh militer pada 1 Februari terus meningkat.
Data dari Asosiasi Bantuan untuk Tahanan Politik (AAPP) pada Jumat (2/4) menunjukkan, sebanyak 543 warga sipil, termasuk 44 anak-anak meninggal dunia karena kekerasan pasukan keamanan.
Data dari Asosiasi Bantuan untuk Tahanan Politik (AAPP) pada Jumat (2/4) menunjukkan, sebanyak 543 warga sipil, termasuk 44 anak-anak meninggal dunia.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: