Pengunjuk Rasa Berbaris Di Tiga Teater Ternama Prancis, Tuntut Pembukaan Kegiatan Seni Budaya

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/reni-erina-1'>RENI ERINA</a>
LAPORAN: RENI ERINA
  • Kamis, 11 Maret 2021, 11:49 WIB
Pengunjuk Rasa Berbaris Di Tiga Teater Ternama Prancis, Tuntut Pembukaan Kegiatan Seni Budaya
Pengunjuk rasa memaksa masuk ke Teater Odeon, Prancis/Net
rmol news logo Pembatasan Covid-19 yang berlarut-larut membuat banyak orang di Pranvis melampiaskan keputusasaan dan juga kemarahan mereka. Pada Rabu (10/3), sejumlah pengunjuk rasa menyerbu tiga teater terkemuka negara itu.

Mereka mengatakan, selama berbulan-bulan segala kegiatan seni dan budaya terhenti. Mereka kehilangan aktivitas dan pencarian. Mereka menuntut untuk dibuka kembali teater itu segera.

Prancis menghadapai tekanan yang meningkat dalam minggu-minggu terakhir di mana ribuan orang berbaris meminta dibuka kembai fasilitas umum. Bioskop, museum, dan ruang budaya lainnya ditutup sejak Oktober lalu. Meski sebagian bisnis dibuka pada Desember, tetapi pemerintah belum membuka fasilitas budaya. Hal yang membuat mereka marah.

Barisan pengunjuk rasa yang terdiri dari sekitar 50 orang merangsek masuk ke Teater Odeon yang ditutup. Mereka menolak pergi saat petugas membubarkan barisan. Begitu juga dengan barisan pengunjuk rasa di dua teater besar lainnya, Colline di timur Paris dan Teater Nasional Strasbourg.

Bersamaan dengan itu, aksi protes pecah di beberapa kota lain, di Pau, Nantes, dan Chateauroux.

Sekretaris jenderal Persatuan Artis Musikal Nasional di Prancis, Karine Huet, mengatakan itu adalah gerakan prots nasional.

"Serikat pekerja regional telah menanggapi dan kita mulai melancarkan aksi ini secara terorganisir," katanya, seperti dikutip dari AFP, Rabu (10/3).

Namun, Menteri Kebudayaan Roselyne Bachelot mengatakan bahwa itu bukan cara yang tepat untuk menekan pemerintah.

"Aksi protes akan membahayakan karena mengancam situs warisan kami yang rapuh," katanya kepada parlemen. Ia akan segera mendiskusikan hal ini dan akan segera membuat pertemuan untuk langkah selanjutnya.

Di Teater Colline, puluhan siswa terlihat dengan papan bertuliskan, "Buka, segera!" dan "Bachelot, jika Anda tidak membuka (teater ini), kami akan melalukan pertunjukkan di rumah Anda!"

Sumber dari teater itu mengatakan, sekitar 30 siswa seni telah diizinkan masuk ke teater oleh sutradara, penulis dan sutradara. Mereka sudah dibolehkan beraktivits tetapi harus mentaati protokol kesehatan.

Mahasiswa di Strasbourg menggambarkan protes mereka sebagai tindakan mobilisasi yang bertujuan untuk menunjukkan kepada pemerintah bahwa pandemi telah membuat hidup mereka susah dan mereka kehilangan banyak mata pencarian. Pekerja lepas seperti mereka dirugikan oleh krisis kesehatan.

Selain pembukaan kembali ruang budaya, para pengunjuk rasa menginginkan perpanjangan pembebasan pajak untuk freelancer (saat ini berlaku hingga Agustus 2021), dan dukungan yang lebih baik untuk pekerja musiman dan wiraswasta lainnya, serta upaya mendesak untuk mengatasi masalah keuangan. dan krisis kesehatan mental yang dihadapi pelajar di tengah pandemi.

Prancis memiliki salah satu sistem pendukung paling dermawan di dunia untuk seniman, memberikan upah layak bagi semua jenis orang yang bekerja di seni dan media. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

FOLLOW US

ARTIKEL LAINNYA