AS Jatuhkan Sanksi Dan Masukkan Dua Anak Pemimpin Militer Myanmar Dalam Daftar Hitam

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/reni-erina-1'>RENI ERINA</a>
LAPORAN: RENI ERINA
  • Kamis, 11 Maret 2021, 09:22 WIB
AS Jatuhkan Sanksi Dan Masukkan Dua Anak Pemimpin Militer Myanmar Dalam Daftar Hitam
Gambar wajah Jenderal Min Aung Hlaing di jalanan yang disilang di dekat pengunjuk rasa anti-kudeta di luar Hledan Center di Yangon, Myanmar/Net
rmol news logo Dua putra pemimpin militer Myanmar Min Aung Hlaing dijatuhkan sanksi oleh Amerika Serikat (AS), menyusul situasi yang kian mengerikan di negara yang tengah menghadapi kudeta militer sejak 1 Februari lalu.

Sanksi dijatuhkan kepada Aung Pyae Sone dan Khin Thiri Thet Mon sebagai tanggapan atas kudeta dan tindakan keras mereka yang intensif terhadap pengunjuk rasa. Enam perusahaan yang berada dalam kendali keduanya, juga mendapatkan sanksi.

Dalam sebuah pernyataan pada Rabu (10/3), Departemen Keuangan AS mengatakan dua anak Min Aung Hlaing yang sudah dewasa itu layak dikenai sanksi karena menggunakan kekerasan terhadap pengunjuk rasa. Keduanya juga masuk dalam daftar hitam.

"Para pemimpin kudeta, dan anggota keluarga dewasa mereka, seharusnya tidak dapat terus memperoleh keuntungan dari rezim karena menggunakan kekerasan dan memperketat cengkeramannya pada demokrasi," kata Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken dalam sebuah pernyataan, sperti dikutip dari Reuters, Kamis (11/3).

“Kami tidak akan ragu untuk mengambil tindakan lebih lanjut terhadap mereka yang memicu kekerasan dan menekan keinginan masyarakat. Sanksi ini ditujukan kepada mereka yang bertanggung jawab atas kudeta, untuk mendukung rakyat Burma," kata Blinken.

Minggu ini, petugas polisi Myanmar yang melarikan diri ke India menceritakan bagaimana mereka diperintahkan untuk menembaki para demonstran.

Tha Peng, seorang kopral tombak polisi berusia 27 tahun, mengatakan kepada kantor berita Reuters bahwa ia diperintahkan untuk menembak para pengunjuk rasa untuk membubarkan mereka di kota Khampat pada 27 Februari.

Sementara militer Myanmar berkelit dengan mengatakan bahwa mereka bertindak dengan menahan diri dari amukan demonstran yang rusuh, yang menyerang polisi dan merusak keamanan dan stabilitas nasional.

Pada Rabu, pasukan keamanan Myanmar menyerbu sebuah kompleks perumahan yang menyerang pekerja kereta api dan mengepung ratusan pengunjuk rasa anti-kudeta di dua lokasi di kota utama Yangon.

Reuters melaporkan bahwa lebih dari 100 orang ditangkap di kedua lokasi tersebut. "Beberapa dari (pengunjuk rasa) dipukuli dengan parah," kata seorang petugas penyelamat setempat kepada kantor berita AFP.

Kelompok kampanye Justice for Myanmar mengatakan pada bulan Januari bahwa Min Aung Hlaing, yang telah menjadi panglima tertinggi sejak 2011, telah menyalahgunakan kekuasaannya untuk menguntungkan keluarganya, yang telah mengambil keuntungan dari akses mereka ke sumber daya negara dan impunitas total militer.

Enam perusahaan Myanmar yang masuk daftar hitam Washington salah satunya adalah A&M Mahar, yang dikendalikan oleh Aung Pyae Sone, putra sang jenderal.

Justice for Myanmar mengatakan A&M menawarkan perusahaan farmasi asing akses ke pasar Myanmar dengan mendapatkan persetujuan dari Food and Drug Administration Myanmar. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

FOLLOW US

ARTIKEL LAINNYA